
Sudah dari sejak akhir tahun kemarin kami mendengar kabar akan adanya Gerhana Matahari Total (GMT) di tanggal 9 Maret 2016 ini. Kabar ini memang cukup santer kami dengar karena Palembang adalah salah satu wilayah yang beruntung akan dilintasi oleh fenomena alam ini secara total. Selain Sumatera Selatan, GMT juga kabarnya dapat disaksikan secara utuh di 10 provinsi lainnya di Indonesia. Lebih istimewa lagi karena Indonesia adalah satu-satunya wilayah daratan di dunia yang dilintasi jalur total GMT tahun ini 😍.
Kota ini sendiri, meskipun tidak terlalu heboh, namun tetap melakukan persiapan penyambutannya. Di Jembatan Ampera telah ada persiapan festival menyambut GMT dan jembatannya sendiri telah ditutup sejak malam tadi hingga pagi ini. Selain itu, sejak beberapa hari sebelumnya, mulai terlihat banyak turis yang berdatangan ke Palembang.
Kami sekeluarga sendiri cukup excited menyambut datangnya tanggal 9 Maret, karena selain akan ada GMT, juga karena merupakan hari libur di tengah minggu berhubung bertepatan dengan Hari Raya Nyepi 😍. Rasanya betul-betul pas. Tak ada dari kami yang perlu ke sekolah atau ke kantor, sehingga kami bisa bersama-sama sekeluarga menyaksikan salah satu karya Tuhan yang luar biasa itu. Dalam keluarga kami, belum ada satupun yang pernah menyaksikan gerhana matahari apalagi sampai total, karena itu tak heran kalau kami semua penasaran ingin mengetahui seperti apa gerhana matahari itu.
Berdasarkan jadwal yang beredar, fenomena gerhana di Palembang akan berlangsung sejak pukul 06.20 dan puncak gerhana akan terjadi pada pukul 07.21. Tadi malam Palembang diguyur hujan yang sangat deras, sehingga kami sempat khawatir kalau hari ini langit akan tertutup awan.
Dan benar saja, sewaktu kami bangun di sekitar pukul 05.30, kami mendapati kalau langit dalam kondisi mendung 😢. Bahkan sampai ketika pukul 6.30 pun, matahari belum benar-benar tampak di langit. Kekhawatiran semakin terasa kalau-kalau kami tak akan jadi menyaksikan fenomena GMT.
Oh ya, kami memang tidak berencana menyaksikan GMT di Jembatan Ampera, karena sudah terbayang ramainya bakal seperti apa di situ. Untuk keamanan dan kenyamanan, kami memilih menyaksikannya di halaman rumah atau di area terbuka dekat rumah saja.
Langit masih tetap mendung berawan saat itu, ketika kemudian sekitar jam 7 lewat, sinar matahari mulai jelas terlihat, dengan bayangan yang mulai menutupi dari sebelah kanan atasnya.
Gerhana!

Karena saat itu dari halaman belakang rumah masih terlihat kurang jelas, suami pun mengajak kami untuk pergi ke area terbuka dekat rumah dengan menggunakan mobil. Puji Tuhan, dari tempat itu, kami berempat bisa menyaksikan langsung apa yang terjadi ketika sinar matahari tertutup total oleh bulan.
Selama ini saya mengira, kalau pada saat gerhana matahari total terjadi maka kegelapannya hanya selevel mendung pekat. Ternyata saya salah, karena yang kami saksikan saat itu adalah sekeliling kami menjadi gelap, segelap malam! Dan yang membuat agak merinding adalah suasana alam sekitar yang turut berubah. Burung-burung yang tadinya berkicau mendadak hening dan suara hewan malam seperti kodok tiba-tiba terdengar. Kami terkesima, karena baru sekali itu, seumur hidup kami mengalami suasana malam di pagi hari.


Kami yang menyaksikannya dari dalam mobil hanya bisa ber-wow-wow, ketika kegelapan semakin menutupi sekeliling kami, sambil di saat yang sama kami merasa begitu beruntung diberikan kesempatan menyaksikan hal luar biasa seperti ini bersama-sama. Oh, Puji Tuhan Yesus!
Karena saat itu awan memang masih tebal dan masih menghalangi pandangan kami ke arah matahari, maka suami pun kembali melajukan mobil menuju tempat terbuka lainnya.
Puji Tuhan, lagi-lagi kami bisa mendapat spot yang bagus untuk menyaksikan ketika perlahan-lahan bulan meninggalkan matahari dan suasana sekitar yang tadinya sangat gelap mulai berangsur terang kembali. Pagi kembali datang! 😍



Oh iya, foto-foto di atas diambil dengan menggunakan kamera si Galaxy Note 5. Kami sendiri menyaksikan fenomena ini tidak dengan kacamata khusus, melainkan dengan mata telanjang melalui layar si Note 😆. Anak-anak juga kami jaga supaya sesekali saja melihat ke arah matahari. Saat GMT terjadi, anak-anak malah lebih terkejut dan fokus pada suasana sekitar yang tiba-tiba gelap dan seperti malam, jadi mereka melihatnya ke sekeliling bukan ke matahari 😅.
Fenomena GMT selesai, kami pun kembali pulang ke rumah. Di sepanjang jalan kami melihat masih banyak orang berkumpul, sepertinya juga baru habis menyaksikan GMT. Ya memang sayang kalau ketinggalan menyaksikan langsung fenomena ini. Orang-orang dari negara lain saja sampai rela mengeluarkan uang untuk datang ke sini, masak yang sudah memang di sini tidak ikut melihat? Lagipula, Palembang baru akan dilewati oleh gerhana matahari secara total lagi kemungkinan 350 tahun kemudian, jadi betul-betul tidak boleh ketinggalan fenomena ini sekarang 😍.
Begitu kami tiba di rumah, Si Sulung langsung mengambil diary dan menulis tentang kejadian di hari ini. Anak ini memang seperti saya, senang menulis jurnal. Bedanya, saya menulis menggunakan kata-kata, sementara Si Sulung masih lebih suka menulis dengan menggunakan gambar. Dan inilah gambar yang dibuatnya tentang Gerhana Matahari Total 😁.

Apabila gambar di atas dideskripsikan dalam bentuk kalimat, mungkin jadinya akan seperti ini.
Suatu hari Matahari sedang bersinar dan dengan ceria bersenandung, “La…la…la…”.
Tanpa diketahui Matahari, Bulan sedang melihat dari kejauhan, sambil bicara dalam hati ala sinetron, “I’ll cover him…”.
Bulan pun beranjak menutupi Matahari dan membuat Matahari terkejut dan berseru, “Hey, what are you doing?!”
Bulan menjawab dengan tawa licik, “Nye..ha..ha..ha… It’s already been 350 years, Sun!”
Matahari pun hanya bisa pasrah dan menggerutu karena kejayaan sinarnya yang harus mengalah pada bulan, “Aww…indignity!”
The end.
Hehehe….lucu ya interpretasi anak-anak ini 😅.
Sekali lagi puji Tuhan untuk hari ini. Dan semoga, apa yang anak-anak saksikan pada hari ini bisa menjadi salah satu kenangan indah dalam hidup mereka 🙂
“Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah firman Tuhan ALLAH, “Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah.
(Amos 8 : 9)

luar biasa ya mbak, beruntung sekali bisa ngerasain gerhana matahari total di palembang. di banjarbaru juga tadi sempet ngerasain walau ga 100%. temen saya dari jakarta malah sengaja ke palembang untuk lihat GMT ini. katanya orang dari luar negeri aja berburu ke indonesia, masa yang dari indonesia sendiri ga mau liat..hehe
Iya, beruntuungg banget rasanya bisa melihat dan mengalami langsung. Ternyata memang luar biasa sekali gerhana matahari itu
Wah Lis, kalian sekeluarga benar2 beruntuung. Baruuu saja aku baca blogger yang dari Jakarta datang ke Palembang dan nonton di Jembatan Ampera katanya ga kelihatan sama sekali gerhananya. Sama2 di Palembang bisa beda ya penampakannya. Aku ikutan merinding nih baca ceritamu. Pasti terharu banget ya melihat secara langsung fenomena alam.
Banyak banget tuh yang kecewa datang ke Palembang, karena rata2 pada liatnya dari Jembatan Ampera. Padahal di situ mataharinya malah ketutup awan dan asap pabrik. Ikut sedih jg sih buat yang udah jauh2 datang dan ngeluarin biaya tapi malah gak dapat yang dicari.
Kami memang beruntung banget, pas bgt dapat pemandangan yang mataharinya gak ketutup awan
Beruntung banget lis bisa ngelihat langsung gerhana matahari nya. Di jakarta ga kebagian wahahaha cuma pas jam 7.30 pagi itu berasanya kayak mendung banget. Aku sempet heran krn gelep banget, trus pas buka tv baru sadar hari ini gerhana 😀
Iya Pi, puji Tuhan banget nih bisa kayak gini 😀
Di Jakarta gak total soalnya ya jadi cuma mendung doang
Beruntung bisa liat hehe, katanya di Medan lewat sebagian tapi aku gak ngerasa gelap sama sekali cuman mendung2 aja
Di Medan mmg hampir gak kerasa mbak, mertuaku jg bilang gitu soalnya 😀
Beruntung banget ya mba, bisa lihat gerhana. Di bandung mendung, gak sempet ke boscha.
Palembang antusiasnya luar biasa ya mba, liputan di jembatan ampera seperti lautan manusia.
Iya tuh Jembatan Ampera jadi lautan manusia, sayangnya dari situ malah gak keliatan gerhananya. Dari deket rumah saya malah jelas banget, jadi puas liatnya, gak perlu desak2an sama orang lain 😀
Beruntung banget biaa melihat gerhana matahari total ya..di bandung cuman kayak mendung aja. 😊😊😊
Iya nih, beruntuungg banget..hehe
Soooo lucky *envy* 🙂
Hehe…puji Tuhan banget memang
Wow, unforgettable experience ya mba. Bekasi ga lewat huhuhu. Salam kenal mba….
Hehe…di sana lewatnya gak total soalnya ya, jadi cuma kebagian gelap dikit.
Salam kenal juga ya 🙂
betul mbaa
Jakarta kebagian gelap dikit aja alias sedikit remang2 trus terik lagi
Di sini gelapnya bener2 kayak malam Fran, sesaat agak2 spooky gitu deh, soalnya tiba2 senyap dari yang tadinya burung rame berkicau, tiba2 diam gitu semua 😀
Iyaa, seru dong. Aku lihat live di TV aja 🙂
Aku malah sampe sekarang belom liat yang ditayangkan di TV tuh kayak apa. Tapi kayaknya kalo yang di Palembang, stasiun TV jg gak dapat hasil shot yang bagus ya, soalnya mereka semua ngumpul di jembatan Ampera, padahal di situ mataharinya ketutup awan 😀
Indah nya kebesaran Tuhan.., sangat terwakili juga cerita nya ini mbak, btw kemarin bisa lihatnya di TV…
Betul, luar biasa sekali pekerjaan Tuhan ya, bener2 bikin kagum
Nah kan beneran gelap seperti malam.
Barusan sedikit debat sama Bapak saya, katanya gerhana tapi tetep aja ngga gelap. Ya iyalah, kan di Bandung cuma kebagian 88% aja :D. Saya bilang, kalau temen di Palembang beneran ngerasain suasana seperti malam.
Hehe..iya teh, karena di sana gak total jadi gak bener2 gelap. Tapi dulu aku juga nyangkanya kalo gerhana tuh cuma kayak mendung banget gitu, ternyata..bener2 pekat. Agak2 spooky, tapi takjub banget liatnya
iya , takjub banget ya sama GTM…
Banget banget mbak! 😀
iya, kmrn aq pas di palembang waktu ada gerhana..ngebayangin awalnya cuma bakal kayak mendung2 doang..taunya bener2 pekat kayak malam dan langsung ngerasa takjub banget sama kebesaran Allah..
Bener2 mengejutkan yaaa…ternyata bisa sampe gelap gitu ya 😀
So lucky..bisa lihat fenomena alam ini…
Betul kak, beruntung pake banget. Puji Tuhan 🙂
Kagum sama dokumentasi imajinasi Raja atas GMT ini. Jadi kenangan berharga atas peristiwa langka ini ya Jeng.
Iya bu, sampai kapanpun tak akan terlupa kenangannya ini 🙂
Terima kasih bu Prih 🙂