How A Working Mom With A Toddler Can Survive Without A Maid

Akibat mengobrol via BBM bersama Pungky soal rutinitas kami berdua sekarang yang statusnya sama-sama jadi ibu bekerja tanpa pembantu/asisten/pengasuh anak di rumah, saya pun jadi terpikir untuk menulis tentang ini.

Dihitung-hitung, telah selama hampir empat bulan saya menjalani kondisi tanpa orang yang bisa membantu saya untuk pekerjaan rumah atau untuk menjaga anak. Tidak cukup dengan ketiadaan asisten rumah tangga dan pengasuh anak, suami saya juga bertugas di tempat yang jauh dan hanya bisa pulang saat akhir pekan saja, sehingga di hari kerja saya benar-benar sendiri melakukan semuanya.

Jujur, awalnya terasa sangat berat.

Baru membayangkan saja saya sudah merasa lelah sendiri.

Pernah di satu hari Minggu saya menangis sampai tersedu-sedu, saking takutnya saya menghadapi hari Senin. Takut kalau semua tidak bisa berjalan dengan baik. Takut kalau saya tidak terbangun di jam 3.20 pagi. Takut tidak sempat memasak. Takut anak rewel. Takut anak sampai telat ke sekolah. Takut saya kelelahan dan jadi marah-marah. Takut saya menjadi sering sewot karena terlalu kejar-kejaran dengan waktu. Takut ini. Takut itu. Sampai takut tidak sempet dandan untuk ke kantor….hihihihi….

Tapi bagaimanapun, hidup harus terus berjalan, bukan? Mau tidak mau, takut tidak takut, semua harus tetap dijalani. Anak harus tetap terurus, begitu juga dengan rumah dan diri saya sendiri. Saya tidak boleh terpuruk dalam perasaan mengasihani diri sendiri atau perasaan tidak mampu melakukan semuanya, karena itu saya berusaha menyemangati diri saya sendiri.

Saya ingat, di masa-masa awal itu, ada beberapa hal yang saya lakukan demi menyemangati diri.

  1. Berusaha selalu ingat dan percaya kalau Tuhan pasti tahu dan peduli akan semua yang terjadi pada saya. Tuhan pasti akan membuat saya bisa dan mampu melewati semua ini. Kami tidak pernah sendiri. Tuhan ada bersama kami di sini. Saya pakai kata ‘berusaha’, karena saya akui, kadang saya lupa akan keberadaan Tuhan, meskipun saya tetap selalu berdoa. Saya lupa, dalam artian saya begitu mengandalkan diri sendiri. Yang saya pikirkan adalah saya, saya, dan saya. Makanya tidak heran kalau saya sampai ketakutan, ya habis mengandalkan kekuatan diri sendiri, sih! Saya lupa, meski saya merasa lemah dan tidak mampu, tapi Tuhan tetap Maha Kuasa dan karenanya sanggup memberi saya kekuatan yang tidak bisa saya kira sebelumnya.
  2. Mendaftarkan hal-hal yang bisa mendukung saya atau yang bisa mempermudah pekerjaan saya:
    1. Anak saya bukan bayi lagi. Dia sudah sekolah dan usianya hampir empat tahun, karena itu persoalan mengenai makanan dan printilan lainnya sudah tak seribet dibanding waktu dia masih bayi.
    2. Kami masih punya supir, yaitu si Asep (walau ART di rumah sudah datang dan pergi, puji Tuhan, Asep yang sudah bekerja di kami dari sejak saya masih hamil dulu, sampai sekarang masih setia bersama kami, walau pernah sekali berhenti, dia tetap balik lagi). Dengan adanya Asep ini, saya bisa bangun sepagi mungkin tanpa takut nanti ketiduran saat sedang menyetir. Kalau di perjalanan merasa mengantuk, ya sudah tinggal tidur saja, paling-paling juga cuma dihadiahi tepukan di pipi sama anak yang pasti protes kalau melihat saya tidur…hihihihi
    3. Sebelum-sebelumnya, saya sudah terbiasa kerja di rumah. Selama ada ART, saya juga yang memasak setiap subuh, jadi seharusnya saya tidak perlu terlalu kaget lagi dengan aktivitas memasak dari subuh. Paling saya hanya perlu bangun lebih awal lagi agar masih sempat menyapu dan mengepel selesai memasak.
    4. Anak saya termasuk anak yang kooperatif dan hampir tidak pernah rewel. Dia sudah terbiasa bangun pagi dan sarapan pagi-pagi sekali, jadi seharusnya urusan di pagi hari tidaklah terlalu ribet, mengingat yang suka bikin kerepotan tingkat tinggi itu adalah kalau anak susah bangun pagi.
    5. Anak saya baru satu! Untung ya, baru punya satu anak, jadi segala urusan menyangkut anak dan rumah seharusnya sih masih bisa saya handle semuanya. Membayangkan para ibu lain yang punya anak dua atau tiga atau bahkan lebih dan bisa bertahan tanpa ART di rumah. Ah, kondisi mereka pasti jauh lebih berat dari saya.
    6. Saya bekerja di kantor yang sangat paham dengan kondisi para ibu dan puji Tuhan sampai sekarang belum pernah saya mendapatkan atasan yang bisa dengan teganya menuntut saya mengesampingkan urusan anak demi pekerjaan.
    7. Suami selalu pulang setiap akhir pekan. Itu artinya, pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa saya lakukan di hari kerja, semisal mencabut rumput liat di depan rumah, membersihkan kamar mandi, mengelap kaca, atau pergi ke pasar untuk belanja mingguan, semua bisa diserahkan ke si bapak di hari Sabtu pagi. Yupe, saya memang istri yang cerdas! 😝
  3. Memikirkan dampak positif dari kondisi yang seperti ini. Ini sangat perlu untuk saya. Segala sesuatu yang kita jalani, sudah seharusnya mendatangkan hal baik, bukan? Paling tidak, pasti ada benefit yang kita rasakan di balik kondisi sulit. Setelah dipikir-pikir, ternyata dampak positif dengan menjadi Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Bekerja itu lumayan juga.
    1. Hubungan saya dengan anak pasti menjadi lebih dekat dan bisa lebih saling memahami dengan cara yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Selain itu, saya juga bisa lebih tenang, karena dengan begini saya memiliki andil lebih banyak terkait pendidikan anak (terutama karakternya) daripada sebelumnya.
    2. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja, membuat saya merasa keren….hahahaha…. Tidak berasa super sih, karena jelas saya bukan manusia super. Tapi rasanya keren saja bisa mengurus anak, mengurus rumah, dan masih punya penghasilan sendiri. Tidak usah bertanya mengapa saya merasa keren dengan begini, pokoknya rasanya seperti itulah…hihihi
    3. Saya sering mendengar kalau ibu-ibu yang melakukan semua pekerjaan rumah sendiri itu cenderung lebih cepat menurunkan berat badannya. Berhubung di waktu-waktu lalu saya juga sedang berusaha mencapai berat badan yang ideal (menurut saya ya, bukan menurut BMI 😝. Puji Tuhan kalau hanya menurut BMI, berat badan saya tidak pernah melewati batas ideal), maka harapannya dengan begini maka bisa membantu usaha saya itu.
    4. Dengan tiap pagi bangun subuh dan langsung beraktivitas, seharusnya membantu saya bertambah sehat dan kuat.

Nah, dengan melakukan serta mendaftarkan hal-hal di atas tersebut, somehow bikin keyakinan dalam diri ini terbit, bahwa kalau si Gae Hwa di Oh! My Lady saja bisa mengurus rumah selebriti + si anak selebriti + si selebriti itu sendiri yang bawelnya bukan main (tapi gantengnya juga minta ampun…hihihihi) + anaknya sendiri juga + kerjaannya sendiri di kantor, maka saya pun pasti bisa mengatur waktu lebih baik dari dia. Toh yang saya urus setiap hari hanyalah satu anak + rumah + kerjaan. Suami kan jauh, jadi tidak perlu juga saya urusin, paling-paling hanya bolak-balik saja kirim bbm ke dia untuk bertanya, “Papa lagi apa? Kangen aku gak???” 😆

Maaf ya, bawa-bawa si Gae Hwa jadinya, secara inilah serial Korea yang saya tonton di masa-masa awal saya menjalani kondisi dengan dua status begini. Dan memang saya akui, serial itu membuat semangat saya bertambah!  😍

Setelah sudah semangat, barulah saya merancang rutinitas pekerjaan setiap harinya seperti apa.

Secara garis besar saya jabarkan seperti berikut ini.

Subuh jam 3.20 saya sudah bangun.

Yang dilakukan pertama adalah berdoa dulu lalu memutar lagu rohani agar tambah bersemangat dan bersukacita.

Setelah itu saya masuk ke dapur untuk memasak. Saya harus memasak untuk sarapan kami, bekal anak di sekolah, serta makan siang dan makan malam sekaligus. Semuanya langsung dimasak dari pagi supaya mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengerjakan semuanya.

Selesai dengan urusan memasak, biasanya saya menyiapkan kotak-kotal bekal beserta air minum untuk dibawa anak saya ke sekolah. Setelah itu saya membereskan dapur dan dilanjut dengan menyapu serta mengepel rumah.

Setelah itu saya mandi dan menyiapkan diri, dan setelah itu barulah saya membangunkan si bocah, menyuapinya sarapan, memandikannya, menyiapkannya untuk berangkat, lalu angkut-angkut barang-barang ke mobil, kunci-kunci rumah, dan begitu si Asep datang, berangkatlah kami.

Kami pergi dari pagi dan pulang sore, terkadang sampai malam, tergantung pekerjaan saya. Sepulang sekolah, anak saya dititipkan di daycare atau ikut saya ke kantor.

Setelah tiba lagi di rumah, yang saya kerjakan adalah memandikan anak, memanaskan makanan, makan malam berdua anak saya, mencuci piring, lalu saya mandi, kemudian main bersama anak, lalu kami bersiap untuk tidur malam.

Puji Tuhan, so far so good.

Ada permasalahan sedikit-sedikit, ya biasalah. Terkadang telat akibat hujan dan macet, ya mau bagaimana lagi. Anak terkadang rewel karena saking lelahnya keluar dari pagi dan pulang malam, ya sudahlah disabar-sabarin saja. Pekerjaan di kantor terpaksa butuh waktu lebih panjang untuk diselesaikan, ya untung pak bos maklum…hihihihi

Nah, dari apa yang sudah saya jalani, sekarang saya mau berbagi beberapa tips, nih, yang mungkin bisa berguna juga buat teman-teman, terutama ibu-ibu seperti saya, yang bekerja, punya anak balita (kalau urusannya sama bayi sih lain lagi ceritanya 😅), tidak punya pengasuh anak di rumah, ditambah kita berstatus perantau dan orang tua juga jauh (kalau di antara temen-temen ada yang LDR-an juga, maka toss dong kita…sama persis deh jadinya! 😆 ).

1. Tentukan prioritas pekerjaan

Mungkin kalau ada yang membantu di rumah, maka semua bisa kita harapkan serba ideal. Rumah bersih dan rapi, anak terurus, pakaian tiap hari dicuci dan disetrika, taman bunga terawat, masakan enak dan lezat ada di meja sepanjang saat, kita bisa menikmati waktu mandi, punya me-time yang cukup panjang, bisa dandan lama-lama, dan seterusnya.. dan seterusnya…

Tapi kalau kondisinya seperti sekarang, maka tentu ada beberapa hal yang harus menjadi prioritas dan hal lain terpaksa dikesampingkan. Prioritas saya:

  1. Anak terurus, artinya:
    • Ada makanan sehat dan bergizi untuk anak setiap hari. Perkara variasi makanan adalah nomor ke sekian, yang penting jenis makanannya sehat dan saya yang memasaknya sendiri. Lagipula saya juga bukannya pintar dalam menciptakan kreasi makanan, dan dari pengalaman, semakin tinggi daya kreasi yang saya tuangkan dalam masakan, maka semakin kacau balau pula rasanya…hihihihi…. Anak doyan ikan woku? Yak, mari sajikan itu minimal tiga kali dalam seminggu 😝.
    • Mandinya tetap dua kali sehari, gosok gigi tiga kali sehari, wangi, dan selalu pakai pakaian rapi dan bersih, plus jangan lupa pakaiannya musti matching dari atas ke bawah dan dari luar ke dalam, trus…trus…asesoris seperti jam tangan dan ikat pinggang gak boleh lupa dipake kalau keluar rumah 😁:
    • Belajarnya Ok. Urusan sekolah OK. Jangan sampai ada keperluan sekolah yang tertinggal atau terlupakan dan kalau ada pekerjaan rumah bisa segera diselesaikan.
    • Anak tetap merasa nyaman dan saya masih punya waktu untuk dia. Baik itu bermain, belajar, membacakan buku, menyanyikan lagu rohani untuknya, berdoa bersama, membacakan Alkitab untuknya, dan sebagainya.
    • Urusan perkembangan rohani anak, tetap menjadi prioritas utama.
  2. Rumah terurus.
    • Yang paling penting, bagian dalam rumah (termasuk kamar mandi) selalu rapi dan bersih. Kecuali untuk ruang main anak, bagian itu akan rapi saat anak selesai bermain…hihihi
    • Kalau untuk bagian luar rumah, yang terpenting adalah teras, carport, dan lantai depan teras dalam kondisi bersih. Kalau untuk kolam ikan, saya sudah menyerah. Kolam ini memang sudah beberapa lama membuat saya galau, sudah mengajukan proposal renovasi kolam ke pak suami, tapi nampaknya belum ada tanda-tanda akan disetujui 😝. Tanaman, akan saya urus ketika memiliki waktu yang cukup. Puji Tuhan akhir-akhir ini sering hujan, jadi tanaman-tanaman yang saya letakkan di area yang tak beratap masih tetap mendapatkan air yang cukup.
  3. Saya terurus *poin penting banget inih!* :D. Lalu bagaimana dengan suami??? Ya berhubung beliau jauh, maka sudah seharusnya beliau mengurus dirinya sendiri. Lagipula dengan mengurus diri saya sendiri juga adalah bagian dari mengurus suami. Iya kan? 😆

Dengan menentukan prioritas seperti ini, maka kita akan fokus pada hal-hal yang memang menjadi prioritas. Di luar hal-hal itu, sudah deh, tutup mata saja, kapan-kapan saja dikerjakan/diusahakannya.

2. Gunakan semua layanan/fasilitas yang bisa membantu pekerjaan

Salah satu contohnya adalah untuk pekerjaan mencuci dan menyetrika pakaian. Daripada menghabiskan waktu untuk ini, adalah lebih baik jika itu diserahkan ke pihak yang menyediakan jasa laundry saja 😁.

Apalagi kalau ada jasa laundry kiloan dalam kompleks yang bisa dipercaya, yang bisa antar-jemput cucian, yang bisa menyelesaikan pakaian kotor segunung dalam waktu satu hari dengan hasil yang rapi dan bersih, serta harganya pun masih terjangkau. Wah, sayang sekali kalau anugerah itu tak dimanfaatkan! 😀

Dengan pekerjaan kita berkurang maka kita pun akan memiliki waktu yang lebih bersama anak sehingga kita tidak terlalu lelah dan menjadi lebih bahagia.

3. Siapkan bumbu dan bahan-bahan memasak untuk seminggu ke depan sejak hari Minggu.

Kami memang sudah terbiasa berbelanja mingguan dari sejak awal berumah tangga. Kalau dulu saat masih ada ART dan pengasuh anak, kami pergi ke pasa berdua. Tapi dengan kondisi sekarang, cukup suami saja yang turun di pasar agar saya bisa mengerjakan hal lainnya di rumah. Memiliki suami yang pintar berbelanja keperluan dapur di pasar memang adalah berkat serta keberuntungan untuk saya 😍.

Untuk ikan dan daging dipersiakan secara standar saja. Setelah dicuci, dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastik di mana setiap kantong berisi daging/ikan per sekali masak. Setelah itu disimpan ke dalam freezer. Setiap malam hari, daging/ikan dikeluarkan dari freezer, dibiarkan mencair, lalu direndam dengan bumbu, setelah itu ditutup dengan plastic wrap, lalu dimasukkan ke chiller untuk dimasak keesokan subuhnya.

Untuk urusan perbumbuan, biasanya di hari Minggu saya sudah mengupas bawang berang dan bawang putih agar nanti tinggal dipakai saat hendak memasak. Khusus untuk ikan woku, berhubung ini adalah menu yang paling sering saya masak, masa semua bumbunya sudah saya proses di hari minggu lalu dimasukkan ke kantong-kantong plasti kecil dengan takaran per sekali masak. Setiap kali saya hendak memasak woku, saya tinggal memakai bumbu yang sudah saya siapkan itu. Cepat. Hemat waktu. Di hari Minggu, saya juga biasanya sudah menyiapkan bumbu dedaunan, seperti daun bawang, daun selederi, serai, daun kemangi, daun kunyit, daun pandan, dan sebagainya. Semua sudah dicuci, dikeringkan, dan diiris-iris. Setiap kali saya perlu untuk memasak ya tinggal dikeluarkan saja. Tak ada lagi perlu mengupas, mencuci, memotong ini dan itu. Hampir semua yang saya perlukan saat memasak di hari kerja, sudah tersedia untuk digunakan di dalam kulkas.

Dengan cara begini, maka sangat menghemat waktu saya di pagi hari. Terkadang saya bisa selesai memasak dan beberes rumah dengan cepat, sehingga masih bisa menikmati suasana pagi sambil ngopi cantik sebelum kemudian mulai mengurus anak. Keren, kan? Keren, dong! 😆

Walau kadang-kadang saja sih, seringnya mah rusuh dan terburu-buru di pagi hari 🤣. Tak mengapa, yang penting semua sempat dikerjakan. Kan intinya itu, bisa sempat semuanya, dan metode food preparation ini memang sangat berguna!

Cuma ya itu, lumayan yah capeknya di hari Minggu untuk menyiapkan semua 😅.

Bisa juga kita menyiapkan bumbu-bumbu instan di rumah untuk membantu mempercepat proses memasak. Saya juga siapkan kok. Puji Tuhan bisa ada yang dari Bamboe yang tanpa MSG yah. Sayangnya untuk sekarang ini variannya masih terbatas. Semoga ke depannya Bamboe bisa menyediakan varian bumbu yang lebih banyak lagi.

4. Usahakan mengerjakan pekerjaan rumah saat anak sedang tidur.

Itulah mengapa saya memilih bangun sangat pagi, supaya ketika anak saya bangun, yang perlu saya urus tinggal anak saja. Dengan begitu, maka pekerjaan bisa terselesaikan dan anak juga tidak merasa mamanya terlalu sibuk untuk bisa punya waktu buatnya.

Terus terang, saya tidak memilih untuk bekerja setelah anak tidur malam. Anjuran dari mama saya adalah agar di atas jam sembilan saya sudah harus berada dalam kondisi santai. Walaupun belum tertidur pulas, tapi setidaknya tidak lagi sibuk ini-itu. Kenapa? Karena ini berkaitan dengan kerja hati kita! Saya sudah cari di Google, dan hasilnya benar seperti yang dibilang oleh mama saya.

5. Bekerjasama dengan baik bersama anak.

Dari pengalaman saya, hal paling berat adalah ketika saya dan anak tidak bisa bekerjasama dengan baik. Meskipun semua urusan di rumah selesai, tapi kalau anak rewel saat mau masuk sekolah, alamat bubar jalan semuanya. Rumah sudah rapi dan beres, makanan sudah terhidang manis, tapi kalau anak tidak mau bangun di jam yang sudah ditentukan, maka sudah alamat terlambat lah kami. Tak hanya jadwal yang menjadi terganggu, lebih-lebih lagi emosi kita pun kacau balau.

Anak saya termasuk anak yang penurut. Namun se-penurut-penurut-nya dia, tetap saja dia anak laki-laki yang keras kepala! Ditambah dia pun masih balita! Teradang dia menginginkan sesuatu tanpa tahu alasannya apa. Terkadang dia merasa malas mengikuti ritme dan jadwal saya. Terkadang dia marah. Terkadang dia ngambek.

Begitulah anak-anak.

Karenanya, bagaimana caranya supaya anak mau kerjasama dengan saya, itu menjadi poin yang sangat penting untuk saya. Dan sejauh ini ada beberapa hal yang saya lakukan.

  1. Saya tahu dan mengerti dengan sadar, kalau TV itu tidak baik untuk anak. Tapi ternyata, dengan memutar CBeebies atau BabyTV atau Disney Junior, itu akan membuat anak saya bisa bangun dengan ceria, tepat pada waktunya. Jadi untuk hal ini, saya berterima kasih pada ketiga stasiun anak-anak itu dan kemudian bersyukur bahwa di dunia ini ada TV! Kebiasaan ini terbalik saat mau menidurkan anak. Kalau sudah mendekati jam tidur, maka TV harus sudah dimatikan agar jangan sampai anak keterusan ingin nonton saja. Di rumah, terus terang saya tidak menetapkan aturan TV harus menyala dari jam berapa sampai jam berapa. Tergantung kebutuhan saja, dan puji Tuhan anak saya juga tidak ketagihan menonton TV. Mungkin karena sejak kecil tidak dibiasakan berlama-lama dengan tontonan di TV. Biasanya dia nonton di pagi hari saat lagi sarapan, dan di sore hari sehabis mandi. Setelah itu dia main-main, belajar, atau baca buku tanpa menyalakan TV.
  2. Singkirkan mainan yang bisa membuat anak be-te. Sejauh ini, yang saya temukan adalah tablet. Iyap, karena di situ dia suka memainkan segala macam Angry Birds (dari yang biasa, Rio, Space, Season, Star Wars), Bad Piggies, Where’s My Water, dan Soccer. Anak saya termasuk anak yang pintar bermain game, logika dan nalar dia sudah jalan banget dalam memperhitungkan langkah-langkah yang harus dia lakukan. Cuma yang jadi masalah, kalau sampai dia setelah berkali-kali coba dan masih gagal, maka dia akan menjadi be-te. Itulah sebabnya saya memilik untuk menyingkirkan tablet pada saat weekdays. Dia boleh pakai tablet di hari Sabtu dan Minggu. Itupun hanya maksimal dua jam per hari. Saya dan suami memang sudah berkomitmen untuk tidak akan anti mengenalkan anak pada teknologi berupa smartphone/tablet, toh dengan begitu anak bisa belajar mengekang keinginannya karena ada aturan yang membatasi. Puji Tuhan, so far anak saya mengerti dan dia tak akan minta main tablet sebelum kami yang memberikan ijin untuk itu.
  3. Menyediakan waktu yang cukup untuk anak. Anak itu, semakin kita sibuk, maka akan semakin macam-macam pula tingkahnya demi menarik perhatian kita. That’s why, kalau kita masih menyediakan waktu untuk mendengarkan ceritanya, main dan belajar dengan dia, nonton bersama, dan lain-lainnya bersama, maka tingkah yang macam-macam itu bisa diminimalisir sampai serendah-rendahnya 😁.
  4. Saling bikin janji dengan anak. Saya dan anak saya tiap pagi bikin janji kelingking. Isi janjinya sederhana, “Di sepanjang hari ini, mama gak akan marah-marah ke abang, dan abang akan dengar-dengaran ke mama”. Simple, but it works! Ya, tidak tiap hari juga sih berhasilnya. Tapi bener deh, hal itu sangat membantu mengurangi jumlah pagi yang diisi dengan rengekan 😁.

6. Sediakan juga waktu untuk kita

Dulu, saya masih suka nekad. Setelah anak bobo, saya nonton serial Korea sampe tengah malam. Sekarang? Saya sudah kapok. Tak berani lagi 😅.

Me-time saya pun menjadi sederhana. Cukup dengan saya masih punya waktu untuk pakai cat kuku, maka saya sudah cukup bahagia 😅. Sebenarnya ingin juga masih bisa baca buku setelah anak tidur, tapi mau bagaimana lagi, setelah saat teduh di jam sembilan malam, mata saya pasti sudah meminta untuk tidur 😅.

Eh iya, bisa bersaat teduh setiap malam, itu juga adalah me-time yang super duper berharga lhooo untuk saya, betul-betul berguna untuk me-recharge energi dan semangat. Saat teduh itu sungguh menjadi penyejuk di akhir hari yang sibuk 😘 .

7. Jangan kebanyakan istirahat saat weekend.

Selama weekdays, sudah capek, bangun subuh, membabu, ngantor, pulang dan membabu lagi. Boleh dong pas weekend banyak istirahat?

Ya boleh, harus malah. Dengan tingkat aktivitas yang tinggi, maka kita harus bisa memanfaatkan waktu istirahat yang ada.

Tapi percayalah, jangan sampai berlebihan juga istirahatnya. Terlalu banyak bermalas-malasan pada saat weekend justru akan membuat kita kehilangan gairah saat weekdays. Setidaknya itulah yang saya alami 😊.

Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan di sini. Mohon diingat kalau saya menulis ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja dan sama sekali tidak berarti kalau saya merasa sudah paling bisa dalam hal ini. Benar atau tidak. Berguna atau tidak. Itu tergantung dari kebutuhan masing-masing saja. Yang pasti, kalau kita meminta, Tuhan pasti kasih hikmat untuk menemukan pola yang paling cocok buat kita. Satu hal yang saya syukuri dengan berbagai kejadian yang saya alami selama maidless ini adalah saya semakin melihat bukti bahwa ketika jalan sudah terlihat buntu, tetap saja Tuhan sanggup membuka jalan baru buat kita 🙂 .

Terakhir, buat semua ibu di luar sana, semoga kita sehat-sehat  dan bahagia selalu yaaaa….! Amin!

116 respons untuk ‘How A Working Mom With A Toddler Can Survive Without A Maid

Add yours

  1. Aliiisaaaa……kita pasti bisa,,,,

    Makasih atas sharing2-mu selama ini. Bikin aku makin Pede ngejalaninnya. Awal2 emang kerasa banget ya lis, apalagi suami jauh..si papap juga belum tentu 2 minggu sekali pulang. Tapi yah…apapun pasti bisa kalo kita yakin.

    Dan yakinlah selalu ada pertolongan Tuhan, lewat apapun….
    *peluuuuk…

    Btw, iya ya? kerja diatas jam sembilan malam ga bagus ya? hooo…ok kalo begitu akan kucoba beberes rumah pagi2….mak….bangunnya harus lebih pagi ternyata…. 🙂

    1. Lis kok sama sih, aku dan Hanif juga -janji2 gitu…dari umur 2 tahun…plus ngelingkarin kelingking pula. Tapi kalo kami tambahin saling cium kelingking.

      Rasanya damai banget kalo udah kayak gitu, apalagi janji2 gitu kalo pas abis dia ngambek atau akunya yang ngambek…rasanya gimana gitu ya,,,apalagi selalu di akhiri dengan pelukan…. so sweet dah 🙂

      1. Hihihihi..iya, so sweet ya Ky, ngerasa kalo kita sama anak tuh seperti sahabat baek! 😀

    2. cemungudh ya bo-ebo….. *kirim peluk* btw Lis, coba kirim tulisanmu ke TUM atau Mommies Daily dong. Ini ciamik soro deh kalo kata arek Suroboyo!!

      1. Makacih Tyka…ih, senengnya dapat kiriman pelukan 😀

        Itu carane kirim piye Tyk? Aku yo ra ngerti…wkwkwkwkwk

  2. Hmm lengkapppppppppp banget…
    kalo bangun pagi pagi buat masak iya saya juga merasakan…karena anak butuh makanan sehat..sebisa mungkin dengan tangan saya sendiri..meskipun ada ibu saya…urusan masak memasak untuk kinan dan juga urusan kinan saya yang handle pagi hari…sekarang agak longgaran bangunnya gak jam 4 lagi saya.. jam lima tau setengah lima atau kadang malah kesiangan masih accept masak yang cepat dan gampang tapi sehat secara kinan juga udah mulai suka banyak sayur yang variatif dan masaknya gampang…intinya adalah yang terpenting untuk dia…karena kita paling untuk makan malam aja dirumah..ibu dan bapak saya lebih suka masak sendiri mereka..katanya suka nggak cucok sama masakan saya..hehehe….jadi sedikit meringankan…dulu sih yang penting ada masakan untuk kinan dan satu menu untuk dewasa..jadi bangunnya suka pagi banget…tapi sekarang untuk kinan aja dan kita ngikut kinan juga ok..
    soal point TV dipagi hari itu..biar mood nya terjaga dengan baik…idem..saya juga tahu bahwa tv itu tidak terlalu bagus tapi demi menjaga mood kinan dan dia OK dan masih dalam taraf wajar…dan “acceptable”…waduh ini posting apa koment..intinya berguna banget ini postingan untuk review saya soal masak memasak..thanks tips dan sharingnya jeng…

    1. Namanya ibu-ibu ya mam, kalo pagi tuh kebanyakan sibuk bener. Semoga kita sehat-sehat selalu ya mam..

      Soal TV, menurut saya juga asal masih wajar dan anak gak ketagihan, ya gak ada yang perlu dikuatirkan…

  3. Lisa, kog bisa sih kamu posting segini panjang…kek artikel majalah aja bok…salut sama kamu, sini kamu aku peluk…hihihihii…makasih ya sharenya, bisa dicontoh 😀

    1. Salam kenal juga… saya sendiri gak ngerasa hebat, cuma ngerasa keren aja karena ngerasa punya aktivitas yang padat dari pagi sampe malam, hehe… Makasih yaa 🙂

    1. Terima kasih buat jempolnya 😀

      Tapi sungguhan, saya gak berasa super, karena masih banyak kurang sana dan sini…

  4. Salam kenal Mbak Allisa 🙂 Tipsnya OK banget. Thanks for sharing.

    Kondisi kita hampir sama. Aku juga LDR dengan hubby. Sedih ya. Dulu waktu anak masih satu, aku sanggup ga pake maid dan BS. Sekarang udah dua, ga sanggup deh kalo harus pegang semua. JAdi si baby udah ada BS yang ngurus, walaupun tetep banyakan aku yg handle. Untungnya Boss juga baik banget. Aku dikasih masuk siang sekarang. Jadi setelah beberes di rumah, si bocah gede sekolah, si kecil udah makan pagi dan mandi, baru deh aku berangkat ke kantor.

    Btw, woww…bangun jam 3.20 pagi?? salut deh. 🙂

    1. Salam kenal juga. Sama-sama yaa…

      Saya juga saluuutt…karena kamu udah punya dua anak dan tetep bisa banyak nge-handle urusan anak. Ini saya baru satu aja udah ngerasa lumayan tenaga yang keluar 😀

    1. Iya sih, gegara bangun kepagian, jadi gak kuat nahan mata lagi…huhuhuhu…padahal kan pengen masih bisa baca-baca buku ato nonton film 😀

  5. sekarang ngejalaninnya dah plong kan 😀
    Favian amsih di day care dan aktifitas q masih sama seperti Mama Raja without Daddy in the weekend 😦
    semuanya harus bisa sendiri termasuk nyicil potong rumput dan sikat kamar mandi 😛
    itu juga jadi alasan bikin ngadat ngeblog, akhir tahun kemarin adalah yang terparah perjalanan q tanpa maid or BS
    semoga tahun ini bisa ditanggulangi

    semangat Mama Raja..
    udah tahu dech jawabannya kenapa Raja langsung pulang ke rumah 😉

  6. lengkap bener nih…. keren sekali perjuangannya menjadi professional sekaligus ‘single parent’ luar biasa… kagum.

    Yang perlu diperhatikan adalah mencuci baju, mungkin ada saatnya berhenti beberapa saat untuk laundry kiloan. baju di cuci sendiri, karena kalau kelamaan menggunakan jasa seperti itu, baju suka kotor. Buktikan dengan merendam sendiri baju baju yang biasa di laundry kiloan.. pasti air butek deh.

    Semoga bisa terus bertahan ya… 🙂

    1. Huwaa…iya ya? Saya belum pernah nyoba sih… Thanks udah ngingetin yaaa 🙂

      Amiiinn…makasih 🙂

  7. Panjaaaang kakak…… Hihihihi….. Tapi kok ya habis semua mbacanya. Musti bener-bener disiplin ya kak.. Saya pun tidak ingin punya asisten rmh tangga kalau menikah nanti. Mungkin juga seperti Raja, dititipin di daycare. Dan tips2 dari k’Lis berguna banget. Nyiapin bumbu2 dalam seminggu, aih…tadinya rencanaku nyiapinnya malam harinya, besok pagi tinggal masak. Soalnya gak pernah kepikiran LDR, jadi berasa bisa memberdayakan suami juga racik2 tiap malam :P.

    Makasih tips2nya ya kak.. Semoga k’Lis dan Raja selalu dikasih kemudahan jalani hari2. Tuhan memberkati kak…

    1. Hahahahaha….kepanjangan keknya mmg ya, maklum kalo udah ngetik kok susah berhenti. Tapi makasih sampe habis bacanya yaaa…

      Amiiinn…moga nanti berguna buat mu nanti ya. Tapi klo liat kemandirianmu saat ini, I’m pretty sure u’ll do it even better!

      God bless u too!

  8. priority is a must ya. Dan ngikik baca yang no 4, ya ampuuuun di grup Senin kmrn baru cerita soal resolusi jangka pendek (karena jangka panjang gagal mulu), aku nggak akan bersuara meninggi sehari ini, dan si Ephraim langsung menimpali omonganku “and I try not to tease” karena teasing-nya dia bisa jadi awal civil war di rumah sama adiknya yg biasanya bikin suaraku makin meninggi.
    Sebenernya emang harus kita tanamkan ya, di keluarga setiap orang punya peranan buat bikin hari hari kita bersama jadi menyenangkan. Untuk anak 4 tahun, Raja kooperatif banget lah itu.

    1. Hahahaha…memang yaaa…pagi hari itu mengundang banget buat pake vokal dengan nada tinggi…hihihihi…

      Dan aku sangat kagum dengan mu, edaaa (boleh panggil eda? 😀 ). Kerja, ngurus 3 anak yang wonderful tiga-tiganya. Itu keren sekali, secara aku baru punya 1 aja udah pake nangis-nangis, hehehehehe

      1. Aduh senengnya dipanggil eda. Kalo nanti adik Raja cewek, masukin Gama jadi waiting list ya *baru dipanggil Eda udah menjilat dan ngelunjak berat* Hahaha, kan aku juga pake acara nangis-nangis, padahal ada suami di samping dan ada ART. Empat jempol deh buatmu Lis,LDR no ART tapi hidup teratur dan berguna begitu, masih bisa ngajarin Raja belajar baca pake phonics way itu aja bikin aku jeder tralala sirik kok bisaaaaa ya itu kau lakukan dengan seneng hati.

      2. Hahahahaha…ya, namanya jodoh gak ada yang tau kan da, sapa tau nanti bener kejadian..wkwkwkwk…

        Hehe..syukurlah Tuhan tau kebutuhan kita ya da. Aku mungkin karena baru 1, jadi kondisinya masih diijinkan Tuhan kayak gini, LDR dan gak punya ART. Eda karena anak udah 3, jadi Tuhan tau kebutuhannya, perlu banget ada ART 😀

      3. Hahahahaha…ya, namanya jodoh gak ada yang tau kan da, sapa tau nanti bener kejadian..wkwkwkwk…

        Hehe..syukurlah Tuhan tau kebutuhan kita ya da. Aku mungkin karena baru 1, jadi kondisinya masih diijinkan Tuhan kayak gini, LDR dan gak punya ART. Eda karena anak udah 3, jadi Tuhan tau kebutuhannya, perlu banget ada ART 😀

  9. manggut-manggut, keprok-keprok, salut, bangga, WAJIB banget dicontoh ini mba,,aku yang masih belum punya momongan aja suka keteteran kl mau berangkat kerja.hufft…pencerahan banget baca ini

    1. Kalo kondisi udah mendesak, mau gak mau Nia, berusaha gak keteteran…walo gempor juga…hahahaha

      Makasih ya Niaa 🙂

  10. Homagaaah Lissss…. Bacanya aja udah bikin gw capek. Bukaan bukan baca artikelnya, tapi ngebayangin yang dikau alami bersama Raja. L.U.A.R.B.I.A.S.A.B.A.N.G.E.T
    SUmpah Lis, salut gw samakalian semua.
    Ikhlas sih ya kuncinya. Kalo ikhlas semuanya kerasa enteng dan menyenangkan…

    1. Homagaaah Daniiiii….ini memang capeeeekkk…hahahahaha… Belum seluarbiasa itu sih Dan, cuma mmg lumayan usahanya…hihihihihi…

      Perempuan klo udah terjepit, mmg bisa jadi jagoan kaaannn??? Hihihihi… Salam jagoan buat Bul yak 😀

      Bener, kalo ikhlas dan sukacita ngejalaninnya, pasti hasilnya jadi baik..

      Thanks ya Dan!

      1. Iyah, bakal menderita hidup dunia akhirat kalo sampe berani ngebantah itu…:D

        Thanks Dan…be blessed always! 🙂

  11. aku saluuut banget sama Mba Allisa. supermom banget deh. aku beneran harus berguru sama Mba Allisa deh secara aku dan suami masih LDR juga dan ketemuan pas weekend. semoga nanti kalo sudah diberi kepercayaan anak sama Tuhan, bisa contoh Mba Lisa juga. aamiin..

    1. Belom jadi super, nih, secara masih kurang sana sini. Masih banyak yang belom mampu dilakukan 😀

      Amiiiinnn….perempuan mmg unik, kesannya aja adalah mahkluk yang hrs dilindungi, padahal aslinya bisa kuat banget. Lha, untuk hamil dan melahirkan aja butuh tenaga luar biasa….

      Semoga anak yang kalian tunggu segera datang yaaa… Amiiinn…

    1. Capek, tapi asik dan puas kok Ka…

      PRT? Keknya gak dulu, Ka…bikin capek hati! Mending capek fisik deh drpd makan ati sama PRT Ka. Kalo pun nanti ada bakal super duper selektif. Udah cukup kejadian-kejadian gak menyenangkan gara2 PRT ini…

  12. hebat mbak… super mom deh.. walopun bukan super hehe.. pengalaman aku waktu masih ngantor, dan LDR sama suami, suami pulangnya dua bulan sekali, sempat ada pembantu, tp setahun kemudian ga ada, anak baru satu, lumayan repot juga, gambarannya sama kayak kegiatan mbak gitu deh hehe.. tp beruntungnya saya, rumah ortu masih dekat, jadi saya kerja, anak sekolah titip ke neneknya :)).

    Sekarang… ? punya toddler yg udh bukan toddler lagi sih.. tp masih manja bgt, ga ada art, suami kerja dan kuliah, jadi pergi pagi banget, pulang malem banget hehehe… punya bayi… woooaaahhh… rempong jg mbak hahahaha.. bukannya mau ngeluh, tapi jadi sempat flek2 juga karena sibuk di rumah dan aku lagi hamil, waktu itu.

    wah..ada Asep, beruntung masih ada yang loyal dan baik ya kayak asep, semoga dia betah selalu hehehehe.. dan Raja pinter yaaa.. 🙂 salam mbak buat Raja 🙂

    1. Iya, bukan super, soalnya masih banyak yang gak mampu dilakuin..

      Howaa…punya toddler dan baby sekaligus sekarang? Kebayang repot dan capeknya. Syukurlah orang tua dekat yah, setidaknya tenang nitipin anak… Tuhan memang ada jalan-Nya yah…moga selalu sehat juga yaaa…ngurus bocah dan bayi sekaligus bisa dipastikan energinya buanyak sekali yang keluar 😀

      Makasih yaaaa 🙂

    1. Makasih mbak Fit….masih 1 anak mbak, perlu belajar dari mbak Fit yang ngurus 3 jagoan 😀

      Iya mbak, PRT sekarang susah banget nyari yang bener 😦

  13. Wowwww…. buat bikin postingan sepanjang ini aja udah takes a while lohhh!! Diselipin di antara kesibukan bekerja dan ngurus anak, bravo! Skrg aja gue baru ngelahirin brasa capek banget, especially menyusui, dan itu masih dibantu baby sitter kalo buat jaga malem. Nyusuin itu kadang bikin kringetan hahahah..

    1. Aaaakk…memaangg…punya bayi itu cuapeknya dobel! Mana kalo br melahirkan kan kondisi tubuh baru bener2 habis turun mesin jadi beda staminanya, wajar banget kalo gampang kelelahan. Sehat-sehat terus ya Leony!

  14. emang ya, apapun yang awalnya terasa/dipikir berat, setelah dijalanin toh ya bisa2 aja ya lis… 🙂 gimanapun pasti ada jalannya lah ya.. yah kayak ada asep yang bisa bantu jaga raja, ada laundry kiloan… yang penting tetep dijalanin dengan hati senang aja, bukan dibawa kesel.. ya gak… 🙂

    tentang youtube.. hmmm apa mungkin koneksi nya lis? kayaknya gak ke upload itu videonya ya… fail ya… dicoba lagi aja lis…

    1. Iya Man, kadang kitanya (atau aku aja 😀 ), suka mikir terlalu ribet dan berat, padahal kenyataannya sih gak sesusah itu. Puji Tuhan sih 🙂

      Bukan karena koneksi sih Man, baik2 aja koneksinya…aku pun penasaran ini masalahnya apa…

  15. Sebenarnya kalo bisa ngejalanin kayak kamu, aku justru prefer tanpa maid. Capek kerjaan domestik mah dibawa tidur bisa ilang. Tapi klo capek ati ngadepin maid, duh ! Speechles. Makanya sekarang sejak kantorku gak terlalu jauh dari adik ipar, lebih sante ngadepin ART. Klo dia bertingkah, aku pulangin dan titip Athia di rumah iparku.
    Semangat,Lis. Working Mom juga bisa jagoan ngerjain semua sendiri

    1. Nah, ada satu benefit yang aku lupa tulis di atas, yakni bisa lepas dari rasa makan ati sama PRT. Emang bener deh, kalo bisa gak ada PRT mending kerjain sendiri aja…

      Thanks ya Ndah, semangat juga yaa!

  16. Heibat mbak allisa *kasih jempol*

    Aku udah gk ldr lg sih tp utk urusan tanpa art-nya sama persis, krn di Banjarmasin tuh susah nyari art mana pula aku nya susah percaya sama org dan kemarin waktu nyari pengasuh buat baby meca itu aja udah mewek2 deh gegara lama gk dapet2 hihihi 😀
    Menurutku kalo kita bs ngerjain sendiri tuh rasanya keren dan puas mbak ya kalo capek sih pasti ya tp ya itu kudu tau yg mana yg prioritas, kalo aku biasanya urusan domestik dirumah tuh yg primer2 aja yg kukerjain sementara yg sekunder yg msh bs ditunda bentar ya disisihkan dulu hahaha kalo pak suami sih paling banter bantuin jagain meca pas aku lg membabu 😀
    Aaaaa…semangaaaaattt, kita pasti bisa mbak *peluk2* 😉

    1. Belom hebat, Idang, makanya masih suka nangis…hihihi…anyway, thanks yah 🙂

      Bener, yang primer2 aja yang dikerjain, daripada kecapean banget tar, kan kita juga musti sisain tenaga buat ngeladenin anak 😀

      Peluk Idang…amiiinn..kita pasti bisa! 🙂

  17. Oh dear baca ini bikin aku yang Maret nanti akan ditinggal pergi mbah (blm pasti balik lagi ato ga) yang selama ini momong Alika dan urus rumah jadi semangat lagi beneran deh kayaknya aku lebih mending ditinggal suami pergi dinas lama ketimbang ditinggal mbah soalnya udah cocok banget sama Mbah huhuhu TFS ya semangaat dulu waktu Alika masih 0 bulan sampe setahun (sebelum ketmu ama Mbah) aku bisa urus sendiri dari mulai ngurus anaknya, ASI, MPASI, pakaiannya sekarang jauh lebih mudah Alika udah lebih besar caiyoooo………..

    Kalo lagi makan di KI mbok ya mampir2 toh jeng, kantorku disebelah KI ini sms kek jadi bisa ktemuan hehehe

    1. Hahahahaha..si mbah lebih berguna di rumah ya jeng…wkwkwkwkw

      Iya yaaa…ya ampun maaafffff…aku kelupaan ngabarin waktu lagi di KI, padahal kantor mereka pas di samping situ yak 😀

  18. satu kata buat kmu lis.. HEBAAATT…
    thanks for sharingnya.. banyak hal yg bisa aku ambil idenya buat persiapan nanti2 klo memang mengalami kondisi yg mungkin mirip sama kmu..pokoknya disaat harus jadi supermom deh 😀

    btw raja sama kya tania, klo main tablet awalnya seneng cuma ketika sampai di level yg dia ngga bisa kuasain dia bisa ngamuk2 dan jadi BT bahkan berujung nangis seringnya 😦

    1. Aku malu Ke, dibilang hebat sama kamu…soalnya masih suka mewek…hihihi…

      Makasih juga ya Ke..

      Ah memang, itulah malesnya kalo anak udah maen game gitu. Kalo lancar2 sih asik, dia bisa diem, eh giliran gak bisa, bisa2 marah2 😀

    1. Iya mbak, bersyukurnya sekarang semua makanan Raja aku yang handle, jadi ngerasa lebih yakin aja, mbak…

      1. lho, kita wajib lho Lis ngerasa hebat plus keren, huahahahaha
        serasa sembunyiin jubah superman dilemari terbawah gituuuu

  19. Salut Jeng Lis, berasa sedang duduk sebelahan mendengar cerita langsung. Semangat dan syukur memancar dari keseharian Jeng Lis. Terima kasih sharingnya. Salam kami

    1. Hahahaha…ceritanya bawel banget ya bu Prih 😀

      Terima kasih kembali, bu Prih…aku yakin pengalaman bu Prih yang sudah jauh lebih banyak pasti sangat berguna juga untuk kami ibu-ibu baru ini.

      Salam juga dari kami ya bu 🙂

  20. waw tulisannya bgs, salam kenal ya 🙂
    sebagai org yg barusan nikah sempet ngeri juga sih mikirin gimana nanti kalo udah punya anak dan masih harus kerja juga, belom lagi kalo suami dinas di luar.. ternyata kalo dijalani semuanya pasti bisa ke urus yah 🙂

    1. Salam kenal juga, makasih ya 🙂

      Iya, kadang ngebayanginnya aja yang berasa ribet, padahal setelah dijalani ternyata bisa juga, apalagi Tuhan kan selalu kasih jalan 🙂

  21. Mbak lis, saya paling suka kalau postingannya ttg working mom gini.. Asli, inspiring bgt buat pemula seperti saya. Saluuut bangunnya pagi banget, hehe. Tp kliatan deh kalau mba tu rapi orgnya, secara runtutat dan tulisannya juga always rapiiiii.. hehe..

    1. hehe…makasih yaaa… Iya, aku memang suka yang rapi-rapi, seneng aja kalo liat sesuatu yang teratur dan rapi 😀

  22. Sama kayak mam Indah, kalau bisa milih tanpa maid ya tentu saja milih tanpa maid. Tapi kondisi nya yang gak memungkinkan *atau belum kepepet ya? :D. Bersyukur mam Allisa diberi banyak kemudahan. Yang paling salut itu bangun pagi bener itu lhooo…. Btw, Raja tidur jam brp mam? Apakah selalu tidur siang?. Dita ini tidur siang 2-3 jam, malam kalau tidur bisa jam 10-11 malam….udah dikelonin, digosok2 punggung nya…ini anak masih ngoceh…jadiiiii…emaknya sudah teler.. jd berasa kurang tidur hehehe *cari alasan gak bs bangun pagi 😀

    1. Hehe…iya bund, kalo udah kepepet, biasanya adaaa aja jalan yang bikin bisa ngelakuin semuanya 😀

      Raja tidur jam 9 malam, bund, dan itu dia tiap hari masih bobo siang juga sekitar 2 jam. Kalo pas jumat dan sabtu malam, barulah dia tidur sekitar jam 10 – 12 malam. Tapi kalo pas hari sekolah, jam 9 dia udah harus tidur 😀

  23. Allisa kamu itu bener2 sudah jadi super mom banget kok, asli salut sama kamu..!
    iiih makanya Raja ngadat ga mau ke lunch ke KI lagi, abisnya Mamanya ga ngabar2i kita sih kalo lagi nongkrong disana, kan bisa kita samperin, wong tinggal sejengkal lagi itu dari kantor, dan kalo kita temenin pasti Raja akan selalu menantikan moment makan siang di KI, iya kan Raja..? 😛

  24. Salam kenal Mba Lisa….
    Saya sudah lama liat2 blog mba ini….
    dan setiap waktu saya jd pengen baca2 blog mba karna menurut saya sangat memotivasi apalgi tentang mengurus anak.
    & intinya saya salut buat Mba Lisa.
    makasi y buat

    1. Halo, salam kenal juga yah 🙂

      Makasih ya, yang hebat itu memang Tuhan karena Tuhan selalu kasih kita kemampuan saat kita minta 🙂

  25. Top banget lis 🙂 iya emang keren kok lis. Betul ibu ku juga bilang lbh baik bangun kepagian daripada masih sibuk abis anak tidur. Hawa segernya beda. Tapi trgtg kondisi jg sih, ada jg krn alasan tertentu lbh nyaman sibuk malam hari.
    Kl udah nyaman sama ritme seperti ini masih nyari2 ART lg ngga lis?

    1. Iya Tik, tergantung kondisi juga. Cuma enaknya, kalo kerjaan udah beres, waktu mo tidurin anak kita gak perlu takut ikut ketiduran juga 😀 😀

      Nyari gak nyari sih Tik. Kalo memang nanti dikasih Tuhan orang yang bener dan niat hati bener2 mau kerja, ya gak nolak juga… Tapi kalo untuk ngasuh Raja, aku masih agak berat sih Tik, masih ngerasa lebih nyaman aku ngurus Raja sendiri gini..

  26. Thanks bgt mama raja, memberikan wawasan baru buat saya yang akan mengalami situasi yang sama. Selama ini anak saya Hans diasuh ama oppungnya tapi seiring berjalannya waktu saya dan suami melihat Hans perlu diasuh langsung oleh kami. Dan kebetulan Tuhan memberi jalan agar kami segera kumpul lagi (selama ini kami tinggal di kota yang berbeda).Tapi sempat bgg dgn susahnya nyari ART,setelah dibahas dengan suami dan dipertimbangkan berbagai kondisinya, kami memutuskan untuk berjalan tanpa ART. Semoga kami dapat menjalaninya dengan baik seperti Mama Raja udah jalankan.

  27. Waaah, mama raja hebaaaat *acungin 2 jempol*…
    Saya yang cuma ngebayangin aja berasa capeknya :).

    Saya juga sering banget ngalamin drama ART yang datang-pergi sesuka hati, mba. Semoga cepet dapet ART yang baik, untuk njagain raja di rumah, dan meringankan beban mba lisa.

    Dan semoga mba lisa dan raja selalu diberi kesehatan, dan bisa menjalani hari2 dengan semangat yaaa..

    Salam kenal dari bundanya shifan & shawna :)))

    1. Iya nih, ART jaman sekarang susaah banget dipertahankan 😀

      Makasih doanyaa…salam kenal juga yaa ^_^

    2. Iya nih, ART jaman sekarang susaah banget dipertahankan 😀

      Makasih doanyaa…salam kenal juga yaa ^_^

  28. Mbak, cerita menginspirasi sekali… kasusnya sama kayak aku, LDR, g ada ART, anakmasih 2 tahun, plus bonus hamil lagi…. hadeh… nah, aku mau tanya ni mbak, raja waktu mbak nulis ini dititipin di day care mana y mbak? Bingung bgt milihdaycare di palembang… mksh mbak

  29. inspiring banget deh, salut sama bangun super paginya. sekarang anakku bagas mau 15 bulan, masih nenen, aq blom pernah bisa bangun pagi banget, karena gak tega ninggalin dy yg masih mau bobo sambil mimik. sekarang ini aq ibu bekerja berangkat 6.30 dan pulang 18.00, pakai pengasuh yang nginep. tapi makan ati jadinya, berasa di rumah dy yg paling ngerti. pengen deh segera gak pake PRT yang nginep. pengen banget ngerasa free di rumah sendiri, merawat anak, masak dan lainnya di pegang sendiri

  30. Ini salah satu tulisan terfavorit saya dari blog Kak Allisa. Thanks bgt tips nya, menginspirasi bgt. Gak bosen baca tulisan ini berkali-kali untuk menyemangati diri, persiapan sebentar lagi pembantu akan mudik saat lebaran.

Tinggalkan Balasan ke Aninda Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.

Atas ↑