Review Kompor Listrik

Beberapa waktu belakangan ini, saya mendapat kabar tentang kejadian yang berkaitan dengan kompor gas yang lumayan mengerikan yang terjadi pada dua orang yang saya kenal.

Kejadian pertama, kurang lebih dua atau tiga minggu yang lalu terjadi pada istri mantan staff pak suami. Saya kenal dengan istrinya ini karena otomatis beliau adalah juga mantan anggota saya di organisasi persatuan istri di kantor unit pak suami. Saya tidak bisa menceritakan detail kejadiannya, tapi yang pasti si istri terkena dampak kebocoran gas dari tabung elpiji 12 kg dan mengalami luka bakar yang mana sampai sekarang ini masih dalam proses penyembuhan (salah satunya termasuk dengan operasi plastik). Bagian yang paling mengerikan adalah, saat kejadian si istri sedang dalam kondisi hamil 3 bulan. Puji Tuhan kandungannya sampai sekarang tidak kenapa-kenapa dan saya berharap tetap sehat-sehat saja sampai waktu melahirkan nanti. Amiiinnn….

Kejadian kedua, baru terjadi dua hari yang lalu di rumah kontrakan teman saya, di mana api dari kompor gas tiba-tiba membesar tanpa terkendali hingga menjalar sampai ke selang tabung gas. Syukurlah teman saya bisa gerak cepat menangani apinya dengan menggunakan keset basah. Puji Tuhan, teman saya yang juga sedang hamil ini tidak kenapa-kenapa, meski mengalami shock yang sampai tulisan ini saya buat pun masih belum berani menyalakan kompor lagi.

Kedua kejadian tersebut mengingatkan saya pada peristiwa yang saya alami sendiri di tahun 2009 ketika kami masih menyewa rumah, yang mana saat itu hanya karena mujizat saja kami bisa selamat dan tidak terjadi hal buruk apapun.

Ancaman kejadian-kejadian kebocoran gas seperti itulah yang menjadi alasan utama kenapa sejak dari tahun 2017 kami telah memutuskan untuk beralih dari kompor gas ke kompor listrik.

Kompor listrik andalan di rumah yang memiliki dua jenis permukaan: kompor induksi dan kompor infrared.

Sudah cukup lama menggunakan kompor listrik dan saya bisa bilang kalau saya benar-benar bersyukur dulu itu menyetujui ide pak suami untuk beralih dari kompor gas ke kompor listrik.

Aslinya memang suami yang lebih dulu mengusulkan (baca: mendesak πŸ˜†) untuk kami beralih ke kompor listrik. Wajar sih dia mendesak karena sebenarnya dia yang paling pusing ketika berurusan dengan ketakutan saya setiap kali harus mengganti tabung gas. Saya hampir tidak pernah berani mengganti tabung gas sendiri, jadi selalu harus suami yang turun tangan untuk itu. Dan ketika dia sedang mengganti tabung gas pun, saya tak hentinya cerewet mengingatkan, “Pasang yang bener, pa!”, “Pastiin jangan sampai ada bau, pa!”, sambil menjaga jarak sejauh mungkin πŸ˜†. Tidak mau terus menerus berurusan dengan ketakutan saya dan sadar betul bahwa dengan terus memakai kompor gas di rumah tidak akan membuat istri tercintanya merasa aman masak memasak, pak suami pun mengusulkan dengan nada mendesak untuk segera beralih ke kompor listrik.

Pilihan kami saat itu pun jatuh pada kompor listrik dari Optimum seri Aria yang memiliki dua cooktop. Satunya Induksi, satunya lagi Infrared. Saya akan jelaskan nanti kenapa memilih kompor listrik dengan jenis seperti ini.

Di tulisan ini saya akan bahas tentang kompor listrik secara detail karena saya tahu banyak yang ingin tahu dan ingin bisa beralih ke kompor listrik juga. Saya sering mendapat pertanyaan baik di IG, di FB, maupun juga secara langsung tentang kompor listrik, karena itu saya tahu apa yang akan saya tulis di sini akan cukup berguna buat cukup banyak orang.

Saya akan mulai dari jenis-jenis kompor listrik dan rekomendasi jenis kompor listrik yang terbaik, sebelum masuk ke the best part-nya yaitu kenapa memilih kompor listrik dibanding kompor gas yang menggunakan tabung.

Jenis-Jenis Kompor Listrik

Sejauh ini ada tiga jenis kompor listrik: konvensional, induksi, dan infrared.

Kompor listrik konvensional

Jenis kompor listrik ini menggunakan listrik sebagai sumber panas yang dialirkan melalui kabel nichrome menuju gulungan besi di atas kompor yang membuat permukaan kompor menjadi panas. Kompor listrik konvensional ini ada yang jenisnya portabel dan ada juga yang tanam. Dulu jaman MPASI saya kalau perjalanan ke luar kota mesti bawa kompor listrik yang portabel biar urusan MPASI anak-anak aman 😁. Kalau yang berjenis tanam, biasanya terdapat di apartemen atau di hotel family suite yang masih berdesain lama. Biasanya yang dijual di pasaran, kompor listrik konvensional ini bermerk Maspion dan berwarna merah 😁.

Foto dari tahun 2010, saya dinas keluar kota dengan membawa anak, makanya semua perbekalan dibawa. Dari slow cooker, panci, sutil (yang sudah ada hangus-hangusnya…hahahaha), dan tentu saja kompor listrik dari Maspion!

Kelebihan jenis kompor listrik ini adalah pada harganya yang relatif murah karena teknologinya sudah konvensional.

Kekurangannya, jenis kompor ini lama panasnya dan meskipun kita bisa mengatur level panasnya, namun panasnya tidak bisa langsung berubah begitu kita mengganti level panasnya. Dengan kata lain, kompor ini selalu butuh waktu untuk menyesuaikan panas baik naik maupun turun. Tentu saja hal ini sangat tidak nyaman untuk memasak ya. Kalau hanya untuk masak mi instan atau sekedar untuk MPASI yang sederhana sih masih bisa lah, tapi kalau untuk masak yang benar-benar, sepertinya akan terlalu merepotkan πŸ˜….

Kompor induksi

Kompor listrik jenis ini menggunakan elektromagnet untuk memasak makanan. Di bagian bawah area memasak pada kompor, terdapat lilitan logam di mana ketika kompor dinyalakan, arus bolak-balik akan mengalir melalui lilitan dan memproduksi medan magnet yang tidak terlihat. Apabila di atas area memasak diletakkan peralatan yang terbuat dari besi atau stainless steel yang bersifat magnetik, maka medan magnet yang diproduksi oleh lilitan tersebut akan menginduksi arus listrik ke dalam peralatan masak hingga peralatan masak tersebut menjadi panas dan bisa mematangkan makanan. Kompor induksi tidak memanaskan kompor, namun memanaskan peralatan masak di atasnya. Tanpa peralatan masak yang mengandung magnetik, maka kompor tidak akan bekerja.

Kelebihan kompor induksi adalah sebagai berikut.

  1. Hemat energi, karena tidak ada energi yang terbuang. Seluruh energi yang dihasilkan, diinduksi langsung ke dalam peralatan masak
  2. Panas cepat menyebar dalam peralatan masak, sehingga memasak menjadi lebih cepat dan efisien
  3. Sangat aman karena permukaan kompor (kecuali yang bersentuhan langsung dengan dasar alat masak yang sedang dipanaskan) tidak ikut menjadi panas. Selain itu juga aman karena biasanya jenis kompor ini memiliki fitur untuk off secara otomatis bila pemanasan sudah berlebihan alias terlalu lama.
  4. Pada umumnya kompor induksi dilengkapi berbagai macam menu mode memasak serta berbagai level daya listrik/panas yang dapat diubah sewaktu-waktu selagi memasak di mana perubahan mode serta panas tersebut langsung terjadi bersamaan dengan kita memencet tombolnya. Hal ini membuat proses memasak jadi nyaman karena panas yang dibutuhkan untuk memasak makanan dapat terkontrol dengan baik.
  5. Sangat mudah dibersihkan

Kekurangannya?

Jenis kompor ini hanya kompatibel dengan peralatan masak yang bersifat magnetik seperti stainless steel dan besi. Jadi, kalo mau beralih ke jenis kompor ini, maka kita juga siap-siap belanja peralatan masak baru kalo sebelumnya belum punya koleksi wajan dan panci stainless steel/besi yang mumpuni πŸ˜€ . Tapi untuk ini sepertinya justru bisa jadi keuntungan buat ibu-ibu ya, karena jadi nemu alasan buat belanja wajan baru…hehe….

Sebagian wajan dan panci saya di rumah

Kompor infrared

Jenis kompor ini Menggunakan lampu halogen dalam logam anti korosi, di mana lampu halogen tersebut dikelilingi oleh radiasi kumparan untuk menghasilkan panas yang merata. Panas tersebut kemudian ditransfer ke peralatan masak di atas kompor melalui radiasi infrared secara langsung.

Keuntungan kompor infrared:

  1. Hemat energi, karena panas cepat sekali dialirkan ke peralatan masak sehingga memasak menjadi lebih cepat dan efisien
  2. Pada umumnya dilengkapi berbagai macam menu mode memasak serta berbagai level daya listrik/panas yang dapat diubah sewaktu-waktu selagi memasak di mana perubahan mode serta panas tersebut langsung terjadi. Hal ini membuat proses memasak jadi nyaman karena panas yang dibutuhkan untuk memasak makanan dapat terkontrol dengan baik
  3. Pada umumnya dilengkapi fitur keamanan, di mana apabila proses memasak sudah terlalu lama, maka panas akan otomatis diturunkan bahkan secara otomatis kompor kemudian akan berhenti beroperasi
  4. Dapat digunakan untuk segala jenis peralatan masak (kecuali plastik)

Kekurangan kompor infrared:

  1. Permukaan kompor ketika sedang beroperasi bisa menjadi sangat panas sehingga berbahaya apabila tersentuh
  2. Butuh waktu yang cukup lama untuk proses pendinginan setelah selesai digunakan

Jenis Kompor Listrik yang Terbaik

Jadi, dari tiga jenis kompor listrik yang sudah saya tuliskan di atas, kira-kira yang mana ya yang paling baik?

Kalau dari saya, saya akan merekomendasikan kompor listrik yang menggabungkan antara induksi dan infrared. Dengan cara ini, maka kita bisa mendapatkan kenyamanan menggunakan kompor listrik dengan pemanasan yang cepat serta hemat energi (hal ini tidak bisa didapatkan pada kompor listrik konvensional) namun kita juga tidak perlu membuang peralatan masak yang tidak bersifat magnetik.

Kompor listrik dengan dua cooktop, induksi dan infrared

Kompor Listrik (Induksi – Infrared) Bisa Digunakan untuk Memasak Apa Saja?

You name it. Entahkah itu merebus, menggoreng, mengukus, menumis, memanggang. Apa pun kegiatan memasak kita, bisa dipenuhi dengan kompor listrik. Percayalah, karena saya sudah pakai dan tidak pernah ada hambatan dalam kegiatan memasak saya dengan jenis kompor ini. Kalau yang baca ini follow IG saya @blessed.kitchen, bisa lihat kalau semua masakan yang ada di IG itu dihasilkan dengan menggunakan kompor listrik πŸ™‚ .

Ada yang pernah tanya ke saya, “Benarkah kompor listrik kalau dipakai untuk menggoreng, hasilnya tidak bagus?” Jawab saya, “Eh…siapa bilang??” πŸ˜†

Kompor Listrik (Induksi – Infrared) vs Kompor Gas

Sekarang, tentu yang jadi pertanyaan, jika dibandingkan dengan kompor gas maka apa sih yang menjadi kelebihan dan kekurangan kompor listrik ini?

Lebih aman dan nyaman

  • Bebas dari rasa khawatir akan kebocoran gas dan tidak perlu harus mengecek selang dan regulator tabung gas. Penting banget iniiii! Hayo, buat yang pakai kompor gas dengan sumber gas dari tabung LPG, adakah yang tidak pernah kuatir dengan resiko kebocoran gas ini? Saya rasa tak mungkin cuma saya saja yang selalu takut tiap kali sudah tiba waktunya mengganti tabung gas πŸ˜…. Saya yakin yang baca ini banyak yang punya ketakutan seperti saya. Apalagi ibu-ibu…hehehehe
  • Karena rata-rata jenis kompor ini memiliki fitur otomatis bisa mati sendiri jika terlalu lama dalam kondisi on dan pemanasan sudah berlebihan, maka tentu ini jadi point keamanan yang sangat baik. Siapa tahu kan ya ada masa-masa di mana lupa mematikan kompor…hehehe….
  • Suhu dalam dapur tidak sepanas jika menggunakan kompor gas. Ini berguna banget buat yang punya dapur kecil seperti dapur saya dan tinggal di daerah tropis seperti tanah air tercinta Indonesia ini. Dadah bye bye deh sama masak sambil keringatan. Benar lho, memasak menggunakan kompor induksi/infrared cenderung membuat dapur tidak menjadi panas!
  • Perawatan kompor lebih mudah dan jauh lebih mudah dibersihkan. Ini penting sekali buat ibu-ibu sibuk yang hampir tak punya waktu untuk membongkar pasang tungku kompor hanya untuk membersihkan tungku dari jelaga hasil pembakaran dengan api. Dengan kompor listrik, kita hanya perlu bermodalkan kain lap dan cairan pembersih, kompor pun bersih mengkilap seketika 😁 . Selain menghemat waktu bersih-bersih dapur, juga menghemat tenaga kita kan?
  • Untuk merubah besar kecilnya ‘api’ (baca: naik turun suhu dan/atau daya), tidak perlu menunduk hanya untuk melihat api di bawah panci/wajan. Cukup tekan-tekan tombol cantik saja…hehehehe….
  • Tampilan kompor listrik lebih menarik dan bersih dibanding kompor gas. Kalau soal ini tidak perlu dijelaskan lagi lah ya. Kompor listrik itu kesannya jelas lebih modern dan elegan. Apalagi semakin ke sini semakin banyak jenis dan model kompor listrik yang bisa menjadi pilihan untuk kegiatan memasak yang nyaman sekaligus menambah nilai estetika dapur 😊.
Keamanannya membuat kita tidak ragu untuk membiarkan anak di bawah umur belajar memasak sendiri 😘

Lebih ramah lingkungan

  • Tidak ada pelepasan nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan formaldehyde ke udara seperti dalam penggunaan kompor gas
  • Udara dalam rumah menjadi lebih bersih dibanding memasak dengan kompor gas
  • Telah banyak tersedia sumber daya energi terbarukan untuk memproduksi listrik, sehingga kita dapat menghemat sumber daya energi tak terbarukan untuk anak cucu. Inilah salah satu sebabnya mengapa perkembangan teknologi dunia semakin ke sini semakin ke arah penggunaan energi listrik. Sesekali berpikir jauh ke depan untuk sesuatu yang kita lakukan setiap hari seperti memasak, tentu tak ada salahnya kan?

Lebih HEMAT

  • Tidak ada energi yang terbuang ketika memasak dengan kompor induksi sehingga proses memasak lebih cepat dan lebih hemat energi
  • Memasak dengan kompor listrik (induksi dan infrared) lebih cepat dibanding dengan kompor gas sehingga lebih hemat energi
  • Dibanding menggunakan gas LPG terutama Non Subsidi, menggunakan kompor listrik akan lebih menghemat pengeluaran rumah tangga. Pengalaman saya, sebelumnya dengan kompor gas saya butuh 2 tabung gas 12kg setiap bulannya, yang mana satu tabungnya harganya kurang lebih Rp 180.000. Setelah beralih ke kompor listrik, dan meski setelah saya menambah kompor listrik lagi (satu tungku induksi, merk Kris), saya hanya perlu menambah biaya listrik sebesar Rp 200.000 saja setiap bulannya. Lumayan lebih hemat kan?
Saya sengaja menambah kompor listrik berjenis kompor induksi lagi supaya masak di pagi hari bisa lebih cepat. Yang kompor Kris 1 tungku induksi itu jenisnya adalah kompor induksi portabel, jadi hanya saya letakkan di countertop ketika sedang perlu saja. Kalau sedang tidak dipakai, bisa disimpan dalam kabinet yang memang sudah saya siapkan khusus untuk itu. Mengenai pengeluaran listrik, meski hampir setiap hari memasak dengan dua kompor listrik sekaligus, tapi tidak membuat biaya listrik naik, sama saja sih, setiap bulan jumlah yang diisi ya tetap segitu saja.

Kelemahan kompor listrik (induksi – infrared) dibanding kompor gas

  1. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kompor listrik, maka dibutuhkan daya listrik yang besar (semakin besar daya yang digunakan, semakin cepat proses memasak). Jadi dengan kata lain, kalau daya listrik di rumah pas-pasan, maka kita perlu menambah daya listrik dulu sebelum berpikir untuk menggunakan kompor listrik. Pengalaman saya dengan kompor listrik dua tungku, baru bisa nyaman dipakai di daya 3500 VA. Kalau sekarang di rumah saya dayanya 5500 VA, jadi nyaman senyamannya kalau pakai alat-alat listrik. Toh, kabar baiknya Tarif Rupiah per kWh (pemakaian listrik) rumah tangga yang ditetapkan pemerintah adalah sama dari daya 1300 VA sampai > 6600 VA. Jadi mau daya kecil ataupun besar, pembayarannya besar atau tidak ya tergantung dari pemakaian kita. Untuk kasus kompor listrik, meski membutuhkan daya listrik yang besar untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kompor listrik induksi dan infrared, namun pemakaian listrik selama proses memasak adalah kecil sehingga penggunaan kompor listrik jenis ini tidak akan mengganggu pengeluaran rumah tangga untuk biaya listrik. O ya, saya buka-bukaan di sini. Dengan daya listrik sebesar 5500 VA di rumah saya dan dengan penggunaan tiga tungku kompor listrik plus segala macam alat listrik yang lain di rumah, saya mengeluarkan biaya listrik sebesar Rp 1.000.000 setiap bulannya. Termasuk hemat kan, karena biaya segitu sudah dipakai untuk semua jenis kegiatan memasak (kompor, kulkas, dispenser, coffee maker, oven, toaster, etc), mencuci, menyetrika, entertainment (via TV, HP, komputer, nintendo, playstation, etc), penerangan, dan kenyamanan (via AC dsb dsb…. πŸ˜€ ). See? Pakai kompor listrik tidak berarti biaya listrik akan langsung meningkat tajam, sebaliknya justru menjadi lebih hemat karena biaya beli tabung gas (non subsidi) bisa dipangkas habis.
  2. Hanya dapat beroperasi dengan peralatan masak tertentu (kompor induksi hanya bisa beroperasi dengan perangkat besi dan stainless steel, sementara kompor infrared meski dapat beroperasi dengan semua jenis perangkat masak namun tetap memerlukan perangkat masak yang dasarnya memiliki bagian datar. Untuk yang satu ini, meski sekarang belum terlihat namun dengan semakin meningkatnya permintaan akan kompor induksi dan infrared terutama di negara-negara maju di Asia dan Eropa, maka produsen kompor listrik semakin berlomba-lomba untuk berinovasi agar kelemahan ini dapat teratasi. Tapi sebenarnya kalau dipikir-pikir, kelemahan ini bisa jadi keuntungan juga kok, karena kita jadi mau gak mau beralih ke peralatan masak yang lebih sehat πŸ™‚
  3. Bergantung pada kehandalan pasokan listrik. Of course. Absolutely. Definitely. Hehehe…. Ini jadi tugas PLN ya untuk menjaga keandalan pasokan listrik supaya pelanggannya nyaman. Gak lucu kan ya kalo lagi asik-asiknya masak, eh listriknya mati πŸ˜€

Tips Memilih Kompor Listrik

Sekarang, kalau yang baca ini kemudian merasa tertarik untuk beralih ke kompor listrik, maka kira-kira apa saja sih yang perlu diperhatikan supaya bisa mendapatkan kompor yang terbaik? Berikut tips dari saya yaaa….

  1. Pilihlah antara induksi dan/atau infrared karena meski lebih mahal, namun setiap rupiahnya berharga kenyamanan yang tidak didapatkan dari kompor listrik konvensional.
  2. Pilih kompor yang memiliki variasi level panas dan/atau daya dari kecil sampai besar. Hal ini berguna sekali dalam proses memasak, karena setiap jenis kegiatan memasak akan membutuhkan panas yang berbeda. Contohnya mengukus, otomatis membutuhkan panas lebih tinggi dibanding menggoreng. Semakin jauh jangkauan panas dan/atau daya listrik yang disediakan kompor dari yang paling kecil sampai yang paling besar maka akan semakin baik. Jangan lupa, semakin besar daya listriknya, semakin cepat pula proses memasaknya, jadi pilihlah kompor yang menyediakan daya maksimal cukup besar. Untuk kompor saya yang Aria, tungku induksinya memiliki range daya dari 300 watt – 1300 watt, sementara tungku infrarednya memiliki range daya 60 watt – 1500 watt. Untuk kompor saya yang Kris yang hanya memiliki 1 tungku induksi, range dayanya dari 60 watt – 1600 watt.
  3. Pilih kompor yang memiliki pinggiran pada tungku untuk mencegah panci tergelincir. Seperti yang kita tahu, biasanya kompor terutama yang induksi memiliki permukaan dari kaca dan rata, yang mana ketika kita memasak sup misalnya, bisa saja ada kuah yang tumpah keluar dari panci yang dapat membuat panci tergelincir. Hal ini yang jadi pengalaman saya dengan kompor induksi portabel dari Kris, karena tidak memiliki pinggiran pada bagian tungkunya, jadi saya harus lebih berhati-hati. Berbeda dengan kompor Aria dari Optimum (lihat gambar-gambar di atas), pada tungkunya terdapat pinggiran berupa cincin logam ditambah permukaan tungku yang tidak licin, sehingga panci dan wajan akan tetap berada pada tempatnya tanpa bergeser sedikitpun.

Rekomendasi Merk Kompor Listrik

Ini nih satu pertanyaan yang sangat sering saya dapatkan. Rekomendasi merk kompor listriknya apa?

Sebenarnya merk apapun menurut saya sama saja ya, paling hanya berbeda di fitur, karena bagaimanapun kompor listrik ini adalah peralatan elektronik yang tentu setiap produsen menyediakan fiturnya sendiri-sendiri. Yang paling penting sebenarnya bukan merk, tapi ketiga tips saya di atas yang perlu diperhatikan. Dari merk apapun, kalau memiliki tiga hal seperti pada tips itu, maka pasti sudah ok, tinggal kita melihat nama produsen mana yang lebih terpecaya dalam hal ketahanan produknya. Semakin ke sini semakin banyak brand besar yang mengeluarkan kompor listrik, jadi tinggal pilih saja brand mana yang lebih pembaca percaya πŸ™‚.

Di rumah yang sekarang, saya memakai kompor listrik dua tungku (induksi dan infrared) dari Kris

Kesimpulan

Sebagaimana segala sesuatu di bawah matahari di alam semesta ini yang tak ada yang sempurna, demikian juga perkara kompor ini. Mau kompor listrik apapun itu ataupun kompor gas, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Yang mana yang paling tepat untuk kita, tentu bergantung pada bagaimana kebutuhan dan prioritas kita. Karena saya dan suami memprioritaskan keamanan, maka kompor listrik menjadi pilihan yang jauh lebih baik dibanding kompor gas. Selebihnya mengenai adaptasi memasak dan sebagainya, bisa menyesuaikan kemudian, yang terpenting adalah yang menjadi prioritas bisa didapatkan πŸ™‚ .

Fiuuuhhhh…..lumayan panjang juga yaaaa saya nulisnya malam ini. Senaangg rasanya akhirnya bisa juga saya berbagi soal kompor listrik ini. Sebenarnya di FB juga sudah pernah sih saya share tentang kompor listrik (di-share sebanyak puluhan kali sama orang-orang…seneenggg karena itu pertama kalinya status saya pada di-share. Walo hanya puluhan, tapi itu sudah banyak buat saya! πŸ˜€ ), tapi karena hanya berupa status, jadi rasanya masih kurang penjelasannya. Kalo ditulis di blog begini bisa lebih komplit dan lebih puas rasanya.

O ya, catatan juga buat yang baca. Tulisan ini bukan tulisan ilmiah ya. Ini hanya berdasarkan pengalaman dan sepengetahuan saya saja. Saya juga tidak bermaksud secara sengaja untuk mengiklankan atau mempromosikan merk tertentu, saya hanya berbagi pengalaman saja. Sesederhana itu. Tolong jangan diperumit…hehehe….

Ibu-ibu yang bahagia karena telah memilih beralih ke kompor listrik 😘. Ini foto dapurnya adalah apa adanya sesuai kenyataan yaa….maka jangan heran kalau ada botol saus yang lagi dibalik (supaya isinya bisa dikeluarkan semua, jangan sampai rugi…ahahahaha) dan botol minyak yang belum sempat diisi ulang karena baru habis dicuci πŸ˜†

PS:

Update 15 Oktober 2019

Untuk menjawab banyak pertanyaan yang masuk, merk kompor listrik yang saya gunakan adalah Aria (Optimum) untuk kompor 2 tungku (induksi dan infrared) serta Kris untuk kompor 1 tungku (induksi). Kalo ditanya recommended gak? Jawabannya yang pasti saya sudah pakai kompor-kompor itu selama dua tahun lebih dan sampai sekarang masih nyaman-nyaman saja menggunakannya.

Update 25 Mei 2022

Di rumah saya yang sekarang, saya memakai kompor listrik induksi dan infrared dari Kris. Fitu kompor ini karena lebih baru, jadi lebih banyak dan lebih kekinian dibanding pendahulunya dan bahkan dibanding kompor Aria (Optimum) yang harganya jauh lebih mahal. O ya, dari sekian banyak kompor listrik dua tungku yang saya lihat-lihat, memang yang dari Kris ini termasuk adalah yang paling terjangkau.

Pilihan peralatan memasak (panci dan wajan) sesuai prediksi saya saat pertama kali tulisan ini saya buat di tahun 2018, adalah semakin banyak jenis dan modelnya juga dengan harga yang semakin terjangkau.

Iklan

46 respons untuk β€˜Review Kompor Listrik’

Add yours

  1. Memang horor sih kalau pakai tabung gas. Selalu ada was was. Apalagi kalau pasang tabung baru kadang suka ga pas atau karet dalamnya ga ada, jadinya gas mendesis keluar.

    Alhamdulillah sekarang udah ga beli2 gas tabung lagi. Tp tetap pakai kompor gas krn beralih berlangganan gas ke PGN. Sejak langganan PGN ga was was lagi. Kl pergi2 langsung turn off aja meteran gas nya.

    Baca jurnal ini penasaran dengan kompor listrik juga nih sekarang.. Hihihi

  2. dulu pertama kali pake kompor listrik, si esther gak suka tapi setelah 10 tahun sekarang di tempat baru pake kompor gas (pake api) jadi kangen ama kompor listrik. hahaha. gua juga lebih suka pake listrik berasa lebih aman aja.

    tapi kalo mau bikin martabak, gak bisa pake yang listrik karena mesti pake api. πŸ˜€

  3. Hi ,
    salam kenal… by the way pada saat goreng menggoreng knp suka kurang garing ya ?
    Apakah harus suhu nya di besarkan atau 100-120 derajat saja ?
    Dan itu penggorengan beli dimana ?

    thanks
    Kika

    1. Dayanya besar ato gak, itu tergantung dari kompornya. Misalnya gini, itu kompor aria saya kalo dipake goreng ikan, pake power 1000, bakal fine2 aja dan hasilnya matang luar dalam jg garing. Tapi klo saya pake kompor Kris, itu powernya harus rendah banget (paling gak di 300) baru hasil gorengnya bisa bagus

  4. Salam kenal mbak
    Seneng sekali baca review nya
    Suami sudah mendesak untuk ganti kompor listrik karena saya ga pede ganti tabung gas hehe…

  5. Halo mba Allisa, salam kenal. Terima kasih utk reviewnya, jarang bgt nih nemu review kompor induksi.. Kalau utk cookwarenya ada rekomendasi gak mba? Thank you

  6. Halo Mba.. perkenalkan saya Titin dari Net Tv. Saya tertarik dengan cerita Mba ttg penggunaan kompor listrik. Mba kalau tau, Mba tinggal di daerah mana ya Mba. Boleh saya minta kontak Mba? terima kasih sebelumnya.

  7. Terimakasih mba, sudah berbagi pengalaman menggunakan kompor listrik.

    Sangat bermanfaat buat saya yang selalu was-was saat tiba waktunya ganti tabung gas.

    #2020GantiKompor 😁

  8. Salam kenal mba. Makasih banget reviewnya soal kompor induksi & infrared. Jadi paham sekarang. Saya mau tanya alat masak stainless apa ada yg anti lengket ya ky teflon gt? Soalnya saya tdk jago masak. Jadi agak2 takut gorengannya lengket kl bukan teflon hehe. Makasih sebelumnya πŸ™

  9. saya tertarik dengan wajan yang digunakan untuk goreng ikan (tangkai kuping pendek) dan
    wajan tangkai panjang. Bahannya apa ya Bu. dan bole tau merknya. Saya cari yang bukan teflon dan seperti contoh yang ibu gunakan thanks before

  10. Mba maaf smoga masih dibaca🀣,sya baru beli merk modena induksi,nah klo pemasangan listriknya,apa kita mesti persiapkan apa aja? Apa cukup tnggu tekbisi datang?

  11. Boleh tahu merk atau agen utk pemasangan kompor listrik yg combined (infra + induction) itu. Thanks sebelumn

  12. woooww.. terima kasih udah bikin tulisan ini kak, di rumahku pke kompor induksi, trus sukaaa bgt makenya (tau gitu dr dulu ya, wkwkwk), jd aku penasaran dgn kompor listrik infrared, lalu kubaca lah tulisan ini, jd ada pencerahan.. Tengkyuu kak..

  13. Saya jg lg berpikir mau pakai kompor listrik, krn serem jg kl ganti2 tabung gas. Kak skrg msh pakak kompor listriknya? Awet tdk ya. Trz kl kompor listrik yg freestanding sm oven, ada tdk ya kak.

Thanks for letting me know your thoughts after reading my post...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: