The Tree of Life dan Review Tentang The Breeze BSD City

Hari libur di Senin yang baru lewat kemarin, kami isi salah satunya dengan jalan-jalan ke The Breeze BSD.

Tujuan utama ke sini adalah untuk membawa anak-anak melihat langsung Baobab Tree, pohon unik yang berasal dari Afrika yang ternyata ada juga ditanam di The Breeze BSD. Minggu lalu anak saya yang kecil baru membaca legenda tentang Baobab Tree ini di perpustakaan sekolah. Dalam legenda itu diceritakan Baobab Tree ini adalah pohon yang suka sekali mengeluh tentang segala sesuatu. Ini itu dikomplain. Semua-semua dikeluhkan. Sampai pada akhirnya, para dewa pun kesal mendengar semua keluhan si Baobab Tree, dia pun dijatuhi hukuman menjadi pohon yang posisinya terbalik. Akar di atas, sementara cabang dan daun-daunnya menjadi di bawah tanah 😅.

Anak saya terkesan banget sama cerita tentang Baobab Tree itu, makanya setelah dia dapat informasi kalau di The Breeze BSD juga ada tanaman ini, dia pun minta jalan-jalan ke sana.

Maka jadilah Senin pagi itu,  kami jalan ke The Breeze BSD.

Sudah cukup lama kami mendengar soal The Breeze yang konsepnya adalah mall without walls ini. Pada dasarnya ini seperti taman terbuka dengan danau buatan yang jadi centerpiece, tapi dipenuhi dengan kafe, restoran, juga toko, karena itu disebut mall.

Pengunjung yang datang ke sini bisa jalan-jalan berkeliling menikmati suasana hijau di mana-mana, nongkrong di kafe atau di plaza terbuka di depan danau, makan-makan di restoran, atau juga berolahraga karena di sini terdapat Gold’s Gym dan Spin City.

Waktu kami datang ke sini, suasana terbilang cukup ramai. Mungkin karena hari libur, karena itu suasananya jauh dari kata sepi dan tentu saja jauh dari kemudahan mendapatkan tempat parkir….hehehe… Sejujurnya agak membingungkan sih mau parkir di mana, akhirnya daripada pakai acara lama, kami langsung saja pakai cara yang tercepat: valet parking 😆.

Karena pakai valet, jadi kami turun di lobi dan langsung masuk. Yang pertama yang menarik perhatian adalah kolam ikan yang pas berada di depan entrance. Tentu saja anak-anak yang paling senang melihat ikan-ikan ini. Di tengah kolam ikan ini terdapat titian dan ikan-ikan suka hilir mudik di bawah titian itu. Gemes lihatnya…hehehehe….

Hilir mudik di bawah titian. Gemeesss!!

Puas dengan kolam ikan, kami pun masuk menuju ke plaza utama yang berada di depan danau buatan. Sekitaran plaza ini penuh dengan restoran dan kafe yang suasananya cukup ramai. Yang duduk-duduk di sofa di tengah plaza juga cukup banyak. Di tempat ini orang bisa membawa hewan peliharaan, makanya cukup banyak yang datang ke sini bersama guguk peliharaan, dari yang ukurannya kecil imut-imut sampai yang besar.

O ya, di sini di mana-mana ada tanaman hijau. Baik di area terbuka maupun yang ada atapnya juga, tetap ada tanaman. Hijau lah pokoknya di mana-mana.

Dari plaza itu kami jalan berkeliling. Tujuannya apa lagi kalau bukan mencari di manakah gerangan si Baobab Tree yang jadi tujuan utama kami ke sini.

Puji Tuhan, gak jauh berjalan, ketemu juga kami dengan si Baobab Tree.

Baobab Tree di The Breeze BSD City

Dan melihat bentuk pohon ini, saya jadi mengerti kenapa legenda seperti itu ada, karena kalau dilihat, bentuk pohon ini memang unik. Bagian atasnya memang ada cabang dan daun, tapi bentuknya tuh seperti akar, bukan seperti cabang pohon pada umumnya 😁.

Baobab Tree yang bernama ilmiah Adansonia ini, selain terkenal karena bentuknya yang unik, juga terkenal karena julukannya sebagai The Tree of Life. Julukan ini muncul karena banyak sekali alasan.

Pertama, pohon ini umurnya sangat panjang. Mereka bisa hidup selama ratusan, bahkan ribuan tahun! 😲

Kedua, ukuran batang pohon ini bisa sangat besar. Saking besarnya, bahkan ada yang pernah digunakan sebagai penjara!

Ketiga, ukuran batangnya yang sangat besar, menyediakan sumber kehidupan yaitu air bagi lingkungan sekitarnya. Di musim hujan, pohon ini dapat menampung hingga 300 liter air sekaligus pada batangnya. Di musim kemarau, air yang ditampungnya kemudian menjadi sumber penghidupan bagi habitat di sekelilingnya. Bahkan gajah saja bisa lho mengunyah batang pohon ini untuk menghilangkan dahaga.

Keempat, ukurannya yang sangat besar, tidak hanya berguna untuk menjadi penampung cadangan air di musim kemarau, tapi juga menyediakan perlindungan, tempat berteduh, bahkan makanan bagi hewan dalam habitatnya. Cabang-cabangnya yang besar dijadikan tempat untuk burung membangun sarang. Lubang pada cabangnya juga menjadi rumah bagi jenis burung lainnya seperti burung hantu. Ruang kosong di dalam batangnya yang sangat besar, menjadi rumah bagi aneka reptil, kelelawar, dan serangga. Benih pohon ini yang berukuran besar dan bernutrisi tinggi menjadi makanan bagi babon dan babi liar.

Kelima, tak hanya berguna bagi hewan-hewan dalam habitatnya, pohon ini ternyata juga memberi manfaat yang sangat besar bagi manusia. Sejak dulu di Afrika, buah pohon ini yang bahkan di masa modern telah diakui memiliki nutrisi dan antioksidan yang tinggi, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Daun, buah, hingga bibitnya, semua dapat dimakan atau diolah menjadi bahan makanan seperti minyak sayur. Batangnya yang berukuran amat sangat besar, sejak dulu telah dijadikan tempat dengan berbagai tujuan oleh manusia. Ada yang menjadi semacam rumah sakit bersalin (katanya sih, terdapat daerah di Afrika yang percaya bahwa kalau melahirkan di dalam Baobab Tree itu akan memberikan perlindungan jasmani dan rohani selama proses persalinan), kantor pos, pub, bahkan penjara.

Kalau membaca sederet alasan di atas, maka memang gak heran ya kalau pohon ini disebut sebagai The Tree of Life. Selain umurnya yang sangat panjang, pohon ini juga menjadi sumber kehidupan bagi sekelilingnya. Dalam legenda yang dibaca anak saya di perpustakaan sekolahnya, pohon ini seperti memiliki karakter yang gak baik. Tapi ternyata aslinya justru berbanding terbalik. Memang lah, dalam hal apa saja, harus kenal dulu dengan baik sebelum tahu karakter aslinya bagaimana…hehehe…

Oh ya, Baobab Tree di The Breeze BSD ini, karena masih seumur jagung, jadi memang masih kecil ukurannya.

Puas melihat-lihat si Baobab Tree, kami pun jalan-jalan lagi berkeliling sambil menyusuri danau yang mana sayang sekali, angsanya kok sama sekali gak kelihatan ya? 😅

Anak-anak seneng dibawa ke sini karena cocok buat tempat lari-larian..hehehe

Sehabis berkeliling (satu putaran cukup lah ya…di sini memang di mana-mana hijau, tapi tetap saja, udaranya panas! 😆), kami yang tadinya mau cari makan siang, akhirnya memilih nongkrong dulu di J.Co karena melihat satu per satu restoran kok nampak penuh sekali ya?

Kelar dari J.Co, tadinya kami mau cari makan siang di luar saja. Eh, pas mau keluar, ngeliat ada Cutt & Grill yang nampak sepi. Pas pula kami belum pernah makan di restoran ini, maka jadilah kami singgah di situ buat makan siang.

Selagi kami makan di Cutt & Grill, hujan turun dengan derasnya. Tapi saat itu pikiran kami masih positif lah, masih yakin bisa jalan ke lobi dengan nyaman tanpa kehujanan, karena gak mungkin dong ya, tempat yang sebagus ini gak memikirkan bagaimana nasib pengunjungnya kalau hujan turun?

Eh tapi ternyata, perkiraan kami salah, karena untuk menuju ke lobi kami harus melewati ruang terbuka tanpa atap. Memang jaraknya dekat sih, mungkin gak terlalu menjadi masalah kalau hujannya rintik-rintik manja doang. Tapi, kalau hujannya lagi deras seperti kemarin itu, ya sudah deh, pasti basah! Yang semakin bikin gregetan, karena sebenarnya plaza utama dan lobi berada di bawah satu atap, tapi aksesnya itu lho, tertutup sama pot-pot tanaman besar 😅.

Menanti hujan agak reda… Andaikan pot-pot tanaman yang besar-besar sekali itu tidak ada, maka pengunjung bisa langsung keluar ke arah lobi tanpa kehujanan 😅

Saat itu, yang terlihat kebingungan bagaimana menuju ke lobi tanpa basah, gak hanya kami saja, tapi juga banyak pengunjung lainnya. Bahkan ada yang bawa bayi. Kondisi sudah serba salah. Mau balik kanan ke arah plaza utama, tapi situasi di dalam sudah makin ramai dan penuh karena area plaza itu jadi tempat perteduhan utama bagi para pengunjung. Kami juga sudah malas mau masuk ke dalam lagi, akhirnya ya sudahlah, kami nekad melewati hujan untuk menuju ke lobi lalu di situ langsung menghubungi petugas valet-nya supaya mengambilkan mobil kami.

Mobil tiba, kami pun pulang menuju rumah, tempat ternyaman untuk berteduh di tengah hujan lebat seperti ini 🙂.

The Breeze BSD, konsepnya sangat baik dan menjanjikan. Apalagi dengan adanya African Baobab Tree di situ, tentu jadi penambah daya tarik tersendiri.

Tapi, kalau ditanya apakah akan balik ke situ lagi atau gak, maka jawab kami adalah tidak! 😁

Kenapa?

Begini alasannya.

Pertama, meski mengusung konsep mall without walls, yang mana seharusnya membuat tempat ini terkesan lega, namun kesan yang kami dapati ketika berada di sini justru adalah sesak. Gak tau deh ini penyebabnya apa. Mungkin karena jumlah pengunjung yang banyak. Atau juga mungkin karena letak antar tenant yang terlalu berdekatan dengan meja yang disediakan baik di dalam maupun di luar sehingga membuat sejauh mata memandang, yang dilihat bukan yang hijau-hijau, tapi ya manusia bersama hewan peliharaannya 😅. Sudah gitu, karena ini area terbuka, maka orang merasa bebas merokok di mana-mana. Buat yang bawa anak kecil atau yang gak terbiasa dengan asap rokok, hal kayak gini jadi ketidaknyamanan tersendiri.

Kedua, ketika lagi nongkrong di kafe dan resto, kami justru gak merasakan kenyamanan bisa menikmati keindahan danau dan kolam ikan dengan bebas. Danau dan kolam ikannya hanya bisa dinikmati kalau kita jalan-jalan saja. Kalau lagi nongkrong ya, sama saja, gak gitu kelihatan…hehehehe….

Ketiga, terkait dengan hewan peliharaan. Mungkin memang konsep pet allowed-nya bagus ya. Tapi masalahnya, suasana yang sudah ramai dan terkesan sesak itu, masih pula diisi dengan suara-suara hewan peliharaan yang sebagian suaranya kenceng banget 😅. Sudah gitu, ada pula pengalaman kurang sedap kami. Ceritanya waktu kami lagi nongkrong di J.Co, ada doggy yang pupita tepat di depan mata kami. Pupitanya bukan di rumput ya, tapi di lantai plaza utama, karena J.Co lokasinya ya di situ dan waktu itu kami lagi duduk di luar. Itu benar-benar kejadian pas di depan mata kami. Memang sama pemiliknya langsung dibersihkan sih (dengan mengandalkan tangan, kantong plastik, dan tissue), tapi tetap saja ya, berhubung kejadiannya di depan mata pas lagi makan donat, jelas itu jadi pengalaman yang kurang nyaman 😅.

Keempat, sekali lagi konsep mall without walls ini bagus, tapi mungkin yang perlu dipikirkan adalah lokasi toiletnya. Kalau bisa di setiap area beratap tersedia toilet, supaya pengunjung gak perlu menyebrang area terbuka untuk ke toilet. Kalau cuaca lagi bagus sih gak mengapa ya. Tapi kalau lagi hujan nah, itu deh jadi masalah…hehehe…

Kelima, parkirannya sepertinya agak susah ya. Memang tersedia gedung parkir sih sepertinya. Tapi terbayang pengunjung yang parkir di gedung parkir pasti kesulitan saat hujan untuk ke parkiran. Kami saja yang pake valet sempat bingung gimana ke lobi tanpa basah kan. Tapi mungkin ini strategi juga kali ya, supaya valet parking-nya laku…hahahahaha… Eh tapi soal valet parking ini, kami kurang nyaman juga sih, karena waktu minta mobil dibawa ke lobi, itu kami nunggunya harus lamaaaa…huhuhuhu…mana atap lobi ada yang bocor lagi. Jadilah penambah satu poin ketidaknyamanan buat kami saat itu.

Begitulah, karena kelima alasan di atas, maka sepertinya kami gak tertarik untuk datang ke The Breeze BSD ini lagi. Konsepnya bagus dan keren sekali, cuma eksekusinya masih kurang. Banyak yang bilang tempat ini asik karena Instagrammable. Mungkin benar begitu, tapi buat kami yang kalau kemana-mana yang dicari adalah suasana serta makanan, dan foto-foto pun adalah untuk kenangan bukan untuk dipajang di media sosial, maka hal-hal di atas membuat kami gak berencana balik ke sini anytime soon 😁.

The Breeze BSD City

Jl. BSD Green Office Park Jl. BSD Grand Boulevard, Sampora, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten 15345

Konsep 5/5

Kenyamanan 2/5

Keindahan 3/5

Kebersihan 3/5

Fasilitas 3/5

*Sumber informasi tentang Baobab Tree:

9 Fascinating baobab tree facts

https://www.superfood-world.com/blogs/news/baobab-tree-life

https://en.wikipedia.org/wiki/Adansonia

https://aduna.com/blogs/learn/the-baobab-tree

Iklan

Satu respons untuk “The Tree of Life dan Review Tentang The Breeze BSD City

Add yours

Thanks for letting me know your thoughts after reading my post...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: