Sejak kehadiran media sosial di dunia maya, tempat wisata yang menawarkan spot untuk berfoto sebagai daya tarik utama semakin menjamur. Wajar memang, karena semakin ke sini sepertinya kegiatan berfoto di tempat wisata tak lagi hanya untuk kenang-kenangan, tapi terutama untuk ditampilkan di media sosial. Penyedia tempat wisata pun berlomba untuk menyediakan spot foto yang semakin keren dan semakin unik agar daya tariknya semakin bertambah.
Keluarga kami, tentu saja adalah keluarga yang juga senang berfoto. Jangankan di tempat wisata, di rumah saja setiap hari kami tidak pernah absen foto-foto dan rekam-rekam, karena itu tidak heran kalau harddisk berkapasitas 4TB milik saya sudah hampir penuh berisi foto dan video keluarga kami 😁. Tapi sampai sejauh ini, mau di manapun dan di momen apapun, tujuan utama kami berfoto adalah masih sebagai kenang-kenangan, karena itulah tempat wisata yang menjadi pilihan kami adalah bukan yang hanya memiliki spot untuk berfoto saja, sebagus apapun itu, tapi juga yang menawarkan aktivitas menarik di dalamnya. Maklum juga lah ya, karena kami memiliki dua anak laki-laki yang tentu akan sangat bosan jika kegiatan yang dilakukan di sebuah tempat wisata hanyalah berfoto-foto saja 😅.
Karena alasan di atas itulah, maka sejujurnya ada keraguan di hati saya sewaktu mengajak suami dan anak-anak untuk berjalan-jalan ke Farmhouse dan Floating Market di Lembang. Keraguan itu timbul karena sejatinya saya sendiri tidak tahu apakah ada aktivitas yang cukup menarik untuk dilakukan di kedua tempat tersebut, mengingat yang saya tahu dan lihat dari berbagai unggahan di media sosial, kedua tempat tersebut identik sebagai tempat untuk berfoto. Di Farmhouse, identik dengan foto-foto menggunakan kostum noni Belanda, sementara di Floating Market terkenal dengan spot foto bertema Jepang. Meski ragu, namun karena saya sendiri sangat penasaran dengan kedua tempat tersebut, maka saya tetap mengajak keluarga saya untuk berwisata di kedua tempat ini. Lagipula tempatnya sangat dekat dengan Boscha Villas yang kami inapi, jadi tentu tidak akan rugi juga kalau-kalau ternyata tempatnya tidak cocok sebagai tempat wisata untuk kami. Maka jadilah, Farmhouse serta Floating Market pun menjadi destinasi wisata kami ketika berada di Lembang saat itu.
Lalu setelah akhirnya jadi mengunjungi Farmhouse dan Floating Market, bagaimana kesan yang kami dapatkan? Adakah kedua tempat wisata yang saling ‘bersaudara’ ini memiliki daya tarik lain selain spot berfoto yang unik sehingga anak-anak juga bisa menikmati berwisata di kedua tempat ini?
Yuk mari ya, kita simak satu per satu ulasannya.
Farmhouse
Tadinya saya mengira, tempat wisata dengan desain beratmosfer Eropa ini memiliki area yang sangat luas. Tapi ternyata, begitu tiba di sini, saya mendapati kalau areanya tidak begitu besar. Mutar-mutar ya ternyata hanya di situ-situ saja….hehehe…. Bersyukur saat kami berkunjung ke sini, libur sekolah pada umumnya telah berakhir, sehingga pengunjung yang datang tidak terlalu banyak lagi. Saya bisa membayangkan, jika pengunjungnya banyak, maka tentu tempat ini akan terasa sesak.
Beberapa aktivitas yang kemudian kami lakukan selama berada di Farmhouse adalah sebagai berikut.
Berjalan-jalan Sambil Berfoto
Mengitari seluruh area Farmhouse ini, maka kita bisa melihat kalau memang tempat ini ditujukan utamanya adalah sebagai tempat untuk kaum penikmat selfie berfoto. Hampir seluruh sudutnya dibuat se-Instagrammable mungkin agar pengunjung yang doyan berfoto untuk dipajang di media sosial dapat memuaskan hasrat berfoto keren di sini. Karena inilah yang menjadi daya tarik utama Farmhouse, maka ketika berada di sini, sambil melihat-lihat dan berjalan-jalan menikmati suasana, kami pun berfoto di berbagai sudutnya. Hasil fotonya keren atau biasa-biasa saja ya tidak masalah, yang penting ada kenang-kenangan di Farmhouse ini.








Jajan dan Makan
Nah, selain foto-foto, kegiatan seru lainnya yang bisa dilakukan di Farmhouse ini adalah jajan dan makan. Kalau untuk jajan, memang pilihannya tidak begitu banyak ya, tapi yah jadilah di sini anak-anak bisa mencoba Korean Smooky Snack.
Sementara, kalau untuk makan, nah di sini ada restoran Backyard Kitchen yang menurut lidah kami rasa masakannya enak! Benar lho, restoran ini serasa seperti penyelamat setelah bingung mau beraktivitas apa lagi di Farmhouse ini….hehehehe…. Selain masakannya yang enak, interior restoran ini juga bagus, cocok sebagai tempat nongkrong.
Berikut foto-foto hidangannya yang kami pesan siang hari itu.





Melihat-lihat dan Memberi Makan Hewan
Aktivitas lainnya yang cukup menarik terutama untuk anak-anak di Farmhouse ini adalah berkeliling sambil melihat-lihat sekaligus memberi makan hewan. Di Farmhouse ini kita bisa melihat-lihat burung, kelinci, rusa, dan domba. Khusus untuk rusa, memiliki tempat tersendiri yang untuk masuknya harus membayar lagi. Kelinci juga sebenarnya ditempatkan di taman tersendiri, namun bisa dimasuki dengan bebas. Jika ingin memberi makan hewan, kita bisa membeli pakan hewan di kios yang tersedia.
Kesimpulannya….
Farmhouse ini tipe tempat wisata yang sekali sudah dikunjungi ya sudah, yang penting sudah tahu…hehehehe… Tapi yah, bisa saja tidak menjadi seperti itu sih kalau tempatnya terus dikembangkan sehingga pengunjung yang sudah pernah datang pun bisa tertarik untuk datang kembali. Kalau hanya berdasarkan hasil kunjungan kami kemarin, maka bisa dibilang di tempat ini sebenarnya tidak ada yang terlalu menarik, bahkan bagian melihat-lihat dan memberi makan hewan pun kami lakukan karena memang hanya itulah yang ada 😆. Satu-satunya yang membuat kami bersyukur jalan-jalan ke sini adalah kami bisa makan siang yang enak 😁.
Floating Market
Dari Farmhouse kami kemudian pindah ke Floating Market yang hanya berjarak tidak sampai sepuluh menit jauhnya bila ditempuh dengan mobil. Tidak hanya lokasinya yang berdekatan, pengelola kedua tempat ini (dan The Great Asia Afrika) juga adalah sama, meski begitu kabarnya Floating Market menawarkan konsep yang berbeda dibanding Farmhouse. Dan ternyata memang benar sih, dari sejak awal tiba perbedaan itu sudah terasa. Perbedaannya ini tidak hanya soal tema ya, tapi juga kesan yang didapat begitu kita memasuki kedua tempat ini.
Bila Farmhouse terlihat seperti taman tematik penuh spot untuk berfoto dengan kesan yang terasa sempit serta tertutup (padahal tempatnya tidaklah tertutup, tapi kesan yang kami dapatkan adalah seperti itu mungkin karena banyaknya set bangunan di situ), maka Floating Market ini terlihat sebagai tempat yang bisa menjadi pusat aktivitas warga untuk berjalan-jalan menikmati suasana dan alam, jajan, nongkrong, dan bahkan menjadi tempat untuk anak-anak bermain, di mana kesan yang didapat adalah terbuka serta luas! Ibarat kata, suasana yang tercipta di Floating Market membuat kita terasa seperti bisa bernapas lebih lega dibanding ketika berada di Farmhouse.
Nah lalu apa saja nih yang bisa dilakukan di Floating Market, selain foto-foto tentunya. Mari dilihat yaaa aktivitas yang kami lakukan selama berada di Floating Market.
Berkeliling Menikmati Udara Segar
Seperti yang saya bilang di atas, Floating Market ini kesannya luas dan sangat terbuka, jadi sungguh nyaman dijadikan tempat berjalan-jalan menikmati suasana apalagi kalau sore-sore seperti saat kami berada di situ. Sesuai dengan namanya, maka di Floating Market ini terdapat danau yang menjadi center piece di mana seluruh daya tarik tempat ini berada di sekeliling danau tersebut. Keberadaan danau tersebut mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat udara di Floating Market terasa segar.

O ya, bagi penikmat selfie, di sini bisa sewa kostum ala Jepang dan bisa berfoto keren dengan nuansa Jepang. Naik perahu sambil berfoto dengan kostum Jepang juga sepertinya bisa.
Jajan dan Nongkrong
Floating Market menawarkan cukup banyak tempat untuk jajan, bahkan di salah satu sisi danau terdapat penjual makanan yang berjejer di atas ‘perahu’ masing-masing yang membuat tempat ini sesuai dengan namanya. Tak hanya tempat jajan yang banyak, tempat untuk duduk-duduk menikmati suasana juga sangat banyak tersedia!
Sewa Perahu
Ini nih salah satu aktivitas yang cukup menarik dilakukan di Floating Market ini. Ada berbagai jenis perahu yang tersedia untuk disewa. Mulai dari perahu sepeda, perahu yang dikayuh sendiri, sampai jenis perahu yang disediakan nakhodanya seperti Perahu Naga.


Melihat-lihat Rumah Tradisional
Di Floating Market ini banyak terdapat rumah-rumahan tradisional bahkan ada set desanya juga. Mengasyikkan sekali rasanya jalan-jalan sore sambil berkeliling menikmati suasana pedesaan yang membangkitkan rasa tenang seperti ini.
Menikmati Wahana Rainbow Slide
Di Floating Market sebenarnya ada banyak tempat untuk anak-anak bermain dari playground sampai ke mesin permainan VR, tapi anak-anak saya terutama yang kecil hanya tertarik untuk mencoba Rainbow Slide saja.
Sejujurnya, awalnya saya ragu mengijinkan anak saya yang kecil bermain perosotan setinggi 25 meter dengan panjang 125 meter ini. Saya khawatir dia ketakutan saat di tengah-tengah. Tapi setelah melihat bentuk perosotan ini dari samping, kami pun menjadi yakin, karena meski dimulai dari ketinggian namun bentuk turunannya sebenarnya landai, tidak curam sama sekali. Kami pun mengijinkan anak kami yang kecil naik perosotan ini setelah tentu sebelumnya diwanti-wanti agar dia jangan sampai melepaskan pegangannya dari ban serta kakinya harus dijaga agar tetap terangkat selama meluncur. Jadilah anak kami yang kecil menikmati wahana ini ditemani papa serta abangnya, sementara mamanya menunggu di bawah sebagai seksi dokumentasi…hehehehe…. O ya, untuk menaiki wahana ini ada syarat usia yaitu harus minimal 5 tahun dan tinggi badan minimal 120 sentimeter. Berat badan maksimal juga ada, yaitu 100 kilogram.
Berat badan ini penting, karena jika terlalu berat maka bisa dipastikan tak bisa meluncur. Jangankan yang berat badannya melampaui 100 kilogram, suami saya yang tidak sampai segitu saja begitu berada di tengah perosotan, tak bisa lagi meluncur ke bawah karena dorongan angin tak cukup kuat untuk mendorongnya. Jadilah petugas Rainbow Slide harus naik ke atas dan membantu mendorong suami saya agar bisa tiba dengan sukses di tujuan 😆.
Anak saya yang pertama yang badannya sudah cukup besar, meskipun bisa meluncur dengan sukses, namun saking landainya perosotan ini, maka dia hampir tidak merasakan apapun. Ekspresi dan perasaannya datar saja dari atas sampai bawah.
Nah, berbeda dengan papa dan abangnya, anak saya yang kecil yang berat badannya masih sekitar 30 kilogram, benar-benar merasakan sensasi yang semestinya hingga baginya, wahana ini pun menjadi sangat keren!
O ya, di wahana Rainbow Slide ini tersedia juru foto yang memfoto setiap pengunjung. Setelah selesai menaiki wahana ini, pengunjung bisa datang ke booth yang tersedia untuk memilih (dan membeli!) foto yang diambil oleh juru foto tersebut.
Kesimpulannya….
Floating Market ini adalah tempat wisata yang cukup menjanjikan. Suasana di sini sangat asyik dan menentramkan, sehingga kapan-kapan kalau ke Lembang lagi, kami merasa masih tertarik untuk berkunjung ke sini lagi. Tidak naik wahana atau bermain perahu tidak apa-apa, karena sekedar jalan-jalan serta duduk-duduk menikmati suasana di sini pun sudah cukup menarik….. Asalkan tentu saat pengunjung tidak terlalu membludak….😁
Demikianlah pemirsa ulasan saya mengenai apa saja yang bisa dilakukan di Farmhouse dan Floating Market selain hanya sekedar foto-foto khas media sosial. Bila ditanya yang mana yang saya rekomendasikan, maka tentu seperti yang sudah bisa terbaca, saya lebih merekomendasikan Floating Market. Tapi bagi yang belum pernah sama sekali berkunjung ke Farmhouse, tidak ada salahnya juga untuk berkunjung ke situ sekedar untuk memenuhi rasa penasaran.
Semoga tulisan ini berguna yaaaa…. Selamat hari Selasa!
Sama kak. Saya sudah pernah ke 22nya. tapi di farmhouse, waktu itu lagi rame, malah bawa stroller tambah sumpek dan susah banget jalannya.
floating market emang lebih enak, baik makanannya dan tempatnya yang cukup luas.
Nah bener berarti ya, sama yang dirasa, Floating Market tempatnya lebih menyenangkan apalagi untuk keluarga yang bawa anak2 kecil