Gerhana Bulan Total dan Bulan Merah Darah 2025

Peristiwa ini sebenarnya sudah terjadi beberapa hari yang lalu ya, tapi saya tetap mau mencatatkannya di sini, karena beberapa tahun silam, tepatnya di 2016, saya pernah mencatat peristiwa bersejarah yakni gerhana matahari total yang melewati kota tempat kami tinggal saat itu yakni Palembang. Puji Tuhan, kali ini kami diberi keberuntungan lagi bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total (GBT) yang diiringi dengan fenomena blood moon, jadi pengalaman itu mau saya catatkan lagi di sini, supaya lengkap di blog ini ada GMT dan GBT, dua fenomena alam yang bukannya bisa sering terjadi dan disaksikan secara langsung.

Yang pertama kali heboh perihal GBT kali ini adalah Si Bungsu. Saya sendiri kalau bukan karena si Bungsu yang berulang-ulang mengabarkan, maka kecil kemungkinan saya akan mengetahui tentang gerhana bulan di awal bulan September ini. Maklumlah, beberapa waktu belakangan kondisi negara sempat sangat mengkhawatirkan jadi berita yang memenuhi timeline saya yah kebanyakan adalah tentang kondisi bangsa dan negara, bukannya tentang gerhana bulan 😁. Si Sulung yang sangat tertarik dengan dunia luar angkasa juga tentu sudah mengetahui soal gerhana bulan ini, tapi tak seperti Si Bungsu yang heboh, dia tenang-tenang saja karena ada hal lain yang perlu dia pikirkan, yakni hari pertama Term Test yang jatuh di saat yang bersamaan dengan hari terjadinya GBT 😅. Kehebohan Si Bungsu sebenarnya tak hanya karena fenomena GBT ini adalah termasuk langka, tapi juga karena terjadinya adalah lewat tengah malam menuju hari Senin yang mana itu artinya dia butuh ijin khusus dari kami 😆.

Tapi tentulah kami mengijinkan ya, karena sekali lagi, fenomena ini bukannya bisa sering dinikmati, apalagi mumpung masih bisa menikmatinya bersama-sama kan, jadi tak apalah membuat pengaturan khusus untuk jam tidur di hari itu demi bisa menikmati gerhana bulan total dan fenomena bulan merah darah 😍.

Untuk menyiasati jam tidur karena hari Senin adalah hari sekolah (dan hari pertama Term Test Si Sulung), maka anak-anak tidur sangat awal di hari Minggu malam dan kemudian bangun ketika jam menunjukkan pukul 23.30 yang berarti kami mulai menyaksikan GBT malam itu mulai dari fase Gerhana Sebagian.

Bulan Purnama yang saya foto sesaat sebelum kami tidur malam itu. Oh iya, gerhana bulan memang selalu terjadi saat purnama 😊

Berdasarkan informasi yang kami terima, fase gerhana bulan pada tanggal 7 – 8 September 2025 adalah sebagai berikut.

  • Gerhana Penumbra dimulai dari pukul 22.26 WIB.
  • Gerhana Sebagian dimulai dari pukul 23.26 WIB.
  • Gerhana Total dimulai dari pukul 00.30 WIB.
  • Puncak Gerhana dimulai dari pukul 01.11 WIB.

Tujuan kami yang paling utama adalah melihat gerhana di fase total serta melihat fenomena blood moon, karena itu kami bangun di pukul 23.30 dan baru kembali tidur di pukul 01.30.

Sama sekali tidak sulit membangunkan anak-anak di malam hari itu, karena mereka memang sangat bersemangat menyaksikan gerhana bulan. Si Sulung malah dari sebelum tidur sudah mempersiapkan teleskopnya, si Celestron Travel Scope 70 yang usianya sudah cukup tua, sudah sekitar 6 tahun, tapi sampai sekarang masih menjadi andalan Si Sulung untuk mengobservasi langit 😍. Begitu dibangunkan, mereka berdua langsung menuju rooftop untuk menyaksikan bulan yang pada saat itu sudah mulai masuk pada fase Gerhana Sebagian.  Jujur, saya dan suami yang pertama naik ke rooftop saat itu, saking jarangnya kami (atau malah tidak pernah ya?) menyaksikan gerhana bulan, kami sempat berpikir kalau saat itu bulan sedang tertutup awan. Maklumlah, beberapa hari terakhir memang cuaca di sini sering berawan. Setelah beberapa lama barulah kami sadar kalau saat itu langit sedang tidak tertutup awan dan sesungguhnya yang sedang kami saksikan adalah bulan yang perlahan mulai tertutup oleh bayangan bumi.

Gerhana!

😍😍😍😍

Bersyukur sekali, malam itu kami bisa menyaksikan bagaimana bulan yang perlahan-lahan cahayanya tampak meredup hingga kemudian tertutup total dengan warna yang perlahan berubah, mulai dari coklat sampai benar-benar berwarna merah seperti darah 😍.

Warna merah yang terlihat pada permukaan bulan saat GBT terjadi itu adalah akibat dari cahaya matahari yang terefraksi oleh atmosfer bumi dan mencapai permukaan bulan.

Foto-foto di atas diambil dari teleskop Si Sulung. Lumayan ya, hasil tangkapan dari teleskopnya 😍.

Oh ya, fenomena lain yang terjadi pada malam hari itu adalah planet Saturnus yang terlihat dekat dengan bulan. Saya sempat menangkapnya dengan kamera handphone saya, tapi begitu melihat hasilnya saya jadi bingung sendiri. Katanya dekat, tapi kok sepertinya jauh sekali? Jangan-jangan itu bukan Saturnus yang saya lihat. Tapi Si Sulung juga mengonfirmasi kalau itu memang Saturnus. Ya sudah, saya percaya saja 😁.

Puji Tuhan…. Bersyukur sekali bisa menyaksikan fenomena alam yang luar biasa ini. Tak sia-sia rasanya menghabiskan waktu selama dua jam di rooftop dan mengorbankan sedikit waktu tidur untuk ini. Selain menjadi edukasi untuk anak-anak (dan untuk orang tuanya juga, sih! 😆), juga untuk menjadi kenangan indah buat kami kenang bersama 🥰.

Dua bocah yang sangat antusias menyaksikan GBT 7 – 8 September 2025

Setelah menyaksikan GBT dan fenomena bulan merah darah, kami pun melanjutkan tidur kami malam hari itu dengan hati yang puas oleh pemandangan indah yang kami lihat di malam itu. Puji Tuhan juga, di pagi hari semua bisa bangun dalam kondisi badan yang baik dan hati yang riang, sama sekali tak ada yang menunjukkan tanda-tanda kurang tidur 😁.

Terima kasih, Tuhan….

Kalau pembaca bagaimana? Ikut jugakah menyaksikan Gerhana Bulan Total 7 – 8 September 2025 kemarin?

 

Thanks for letting me know your thoughts after reading my post...

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑