
Beberapa waktu lalu, kami berempat melihat-lihat lagi posts from a few years back di akun Instagram saya. Yang seperti ini memang menjadi kebiasaan keluarga kami, karena memang menyenangkan rasanya melihat dan mengenang memori lama, apalagi kalau bersama-sama. Terharu bersama, bahagia bersama, tertawa bersama, bersyukur bersama. Ah, indah sekali rasanya. Nah, karena di rumah kami sayalah yang paling rajin mengorganisir dokumentasi keluarga, maka setiap kali yang dilihat-lihat pasti kalau tidak isi dalam hard disk saya, maka google photos saya, atau ya akun-akun media sosial saya 😁.
Waktu itu, setelah sudah cukup banyak post yang kami lihat, perhatian kami kemudian tertuju pada sebuah video yang dibuat untuk promosi sekolah anak-anak sewaktu kami masih di Palembang.
Video yang saya maksud adalah ini.
Video ini saya repost dari akun Instagram sekolahnya ya, kalau dari akun saya tentu saja tidak bisa, karena akun saya privat…hehehe….
Melihat video itu, tak ayal membuat kami tersenyum.
Teringat betapa senang dan berbunga-bunganya hati kami di kala pertama kali melihat video itu. Senang karena videonya sangat bagus dan berbunga-bunga karena bangga ikut menjadi bagian dalam promosi sekolah, bahkan si rumah ungu kesayangan juga bisa ikut tampil 😍.
Sekarang pun, ketika melihat video itu lagi, kami masih merasa senang dan bangga. Namun bedanya, sekarang perasaan kami bertambah dengan keharuan…
Karena baru sekarang ini kami sadar bahwa sesungguhnyalah kesempatan di mana kami diajak oleh sekolah untuk terlibat dalam video promosi itu, adalah cara Tuhan untuk menyiapkan kenang-kenangan buat kami, sebelum kami meninggalkan rumah itu, kota itu, dan kemudian sekolah itu.
Video promosi sekolah adalah hal yang sangat biasa kita lihat, apalagi di era media sosial seperti sekarang. Namun bukan hal yang umum juga bila video promosi sekolah memuat dengan lengkap tak hanya sekolahnya, tapi juga suasana kota di sekitar lokasi sekolah, dan bahkan rumah tinggal dari siswa. Saat itu, ketika kami diajak untuk terlibat dalam pembuatan video promosi bertema from home to home itu, yang kami pikirkan hanyalah, “Wah, konsepnya bagus dan unik sekali!” Tentu saja saat itu jauh dari pikiran kami untuk pindah kota, pindah rumah, dan pindah sekolah. Kami hanya bersemangat ikut terlibat dalam pembuatan video yang menangkap keseharian kami di pagi hari ketika anak-anak akan berangkat ke sekolah, mulai dari persiapan di rumah, perjalanan, sampai mereka tiba di sekolah.
Proses pembuatannya saja sudah sangat membuat kami bersemangat, apalagi setelah melihat hasilnya. Langsung perasaan kami saat itu yang, “Wow!!!”
Videonya memang bagus sekali dan menangkap dengan sempurna semuanya. Saya sering foto-foto rumah, tapi hasilnya tak pernah secantik seperti yang di-capture oleh video itu. Saya setiap hari mengambil foto anak-anak ketika akan pergi sekolah, tapi tidak pernah menangkap akvitas mereka satu per satu mulai dari pakai kaos kaki, ambil bekal, ambil dan pakai sepatu, masuk ke mobil. Saya setiap hari juga mengambil foto anak-anak ketika mereka tiba di sekolah, sering juga memvideokan mereka, tapi sebelum video itu dibuat, tidak pernah ada dokumentasi bagaimana saya melepaskan mereka di beranda sekolah, memeluk dan mencium mereka sebelum mereka masuk ke dalam gedung sekolah. Lewat video berdurasi 1 menit itu, semua dokumentasi itu ter-capture dengan indahnya!
Benar-benar kan menjadi suatu kenang-kenangan yang indah setelah hanya selang beberapa bulan kemudian, kami sudah harus dengan tergesa-gesa meninggalkan rumah dan kota itu hingga pada akhirnya sekolah itu pun harus ditinggalkan.
Itulah yang membuat kami terharu saat melihat kembali video itu. Terharu oleh kebaikan Tuhan yang sungguh luar biasa, bahkan kenang-kenangan sebelum kami pergi meninggalkan kehidupan keseharian di Palembang pun ternyata Tuhan siapkan. Kenang-kenangan yang sekarang kalau kami lihat lagi, benar-benar menjadi sebuah pengingat akan masa-masa indah yang kami lalui di situ.
Puji Tuhan…puji Tuhan….
Dan selain rasa haru itu, ada hal lain lagi yang baru kami sadari saat melihat ulang video itu. Ternyata ya, video itu dan hal-hal yang terjadi kemudian banyak berhubungan dengan angka 7.
Ah, masak sih??
Eh bener, lho!
Coba disimak daftar trivia-nya berikut ini.
- Kami meninggalkan rumah itu setelah 7 tahun kami menempati rumah itu.
- Kota Palembang kami tinggalkan setelah selama 14 tahun kami berdomisili di situ.
- Setelah kami pindah ke Jakarta, kami tinggal selama 7 bulan di apartemen sebelum pindah ke rumah yang sekarang ini.
- Setelah kami telah berdomisili di Tangerang, karena kondisi yang masih pandemi dan sekolah masih jarak jauh, maka anak-anak masih tetap bersekolah di Sekolah Palembang Harapan. Namun setelah kondisi membaik, anak-anak harus pindah sekolah ke sini. Kepindahan sekolah itu terjadi setelah genap 7 tahun Sekolah Palembang Harapan menjadi bagian keseharian kami.
- Mobil yang ada dalam video itu, adalah mobil kami yang ke-7
- Video promosi itu dibuat tepat 7 bulan sebelum kami meninggalkan rumah dan kota Palembang untuk memulai kehidupan yang baru di sini.
Kenapa hal-hal di dalam video itu berhubungan dengan angka 7?
Kami juga tidak tahu alasannya. Mau dibilang kebetulan ya pasti tidak juga, karena sesungguhnya tak ada satu hal pun di dunia ini yang adalah kebetulan. Mau dibilang ada arti tertentu, yah untuk kami yang pikirannya terbatas ini, yang dapat kami pikirkan adalah hitungan jarak dan waktu yang hanya di seputaran angka yang sama itu membuat kami lebih mudah mengingat rangkaian peristiwa yang bagi kami cukup besar dan berdampak itu. Mengingatnya bukan untuk apa-apa, tapi untuk bersyukur karena teringat akan kebaikan Tuhan di hidup kami, yang mana pas sekali angkanya berputar di angka 7 yang seringkali menjadi angka di dalam Alkitab yang melambangkan kesempurnaan, pemulihan, dan kelengkapan. Mungkin dengan begitu, Tuhan mau agar setiap kami mengenang peristiwa-peristiwa itu, kami juga ingat bahwa kasih Tuhan itu sempurna, lengkap, dan memulihkan. Amin!
Terima kasih, Tuhan, sudah kasih kami kenang-kenangan dan pengingat yang seindah ini ❤️.

Thanks for letting me know your thoughts after reading my post...