Ini Dia, Liburan yang Kami Perlukan!

Libur panjang dalam rangka hari raya Idul Fitri kemarin akhirnya usai sudah. Sekolah sudah dimulai, kantor telah dibuka kembali, dan dapur kami pun kembali beroperasi mulai jam tiga pagi lagi 😁. Begitulah, rutinitas harus kembali berlangsung dan harus dijalankan dengan semangat, karena sesungguhnya bisa melakukan rutinitas pun adalah berkat yang besar dari Tuhan.

Selama libur Lebaran kemarin, teman-teman pada ke mana dan melakukan apa saja, nih? Mudik kah? Berlibur ke luar kota kah?

Kalau kami, libur yang cukup panjang itu kami putuskan untuk tidak kemana-mana. Kami hanyaΒ di dalam kota saja, menghabiskan sebagian besar waktu libur kami dengan bersantai di rumah sendiri.

Sesekali kami memang keluar untuk berjalan-jalan menikmati Jadetabek yang sedang sepi-sepinya ditinggal warganya mudik. Kami pergi ke museum, mencoba naik MRT, menjelajahi mall-mall di tengah kota yang biasanya padat, menelusuri jalan-jalan di daerah tua Jakarta yang memiliki banyak bangunan bersejarah dan kafe bernuansa vintage, menghabiskan sekian jam dengan menonton film di gedung bioskop, dan mencicipi aneka masakan di restoran yang belum pernah kami coba sebelumnya.

Begitulah, terkadang kami memang keluar berjalan-jalan. Namun sebagian besar waktu liburan kami hanya dihabiskan dan dinikmati di rumah saja.

Kadang bangunnya bisa pagi, namun kadang juga alarm sudah teriak-teriak tapi kami tetap pulas tidur sampai matahari meninggi.

Kadang saya masak, namun kadang juga kalau bangunnya sudah kesiangan, ya sudahlah kita andalkan saja Grab Food.

Sering kami menghabiskan waktu berempat bersama. Main, makan, ngobrol, menonton bola dan film-film di TV, serta berdoa dan family altar. Namun tak jarang juga kami menikmati kegiatan sendiri-sendiri sesuai dengan kesukaannya masing-masing. Ada yang membaca buku, ada yang menulis, ada yang main di tablet atau di laptop, ada yang coding, ada yang mengerjakan project sekolah, ada yang main PS, ada yang menggambar, ada yang bermain piano, ada yang sibuk dengan urusan home design, dan kadang eh sering juga ada yang betah berlama-lama nge-olshop 🀣.

Urusan domestik bagaimana? Oh untuk yang satu itu tetap dikerjakan, namun bedanya tak perlu terburu-buru. Toh sekolah sedang libur, les-les juga semua libur, dan kantor juga tutup, jadi tak ada keharusan harus bangun jam sekian, kejar ini, kejar itu. Kami bisa tidur selarut yang kami inginkan (walau tetap sih, tak sanggup juga begadang sampai jauh lewat tengah malam…faktor U papa dan mama tak memungkinkan lagi untuk itu! πŸ˜…) dan bangun setelah mendapatkan tidur selama yang kami perlukan. Urusan domestik santai saja dikerjakan, karena semua orang ada di rumah, jadi pasukan yang bantu-bantu mama banyak and we have all day to do those chores. Jadi yah, buat apa diburu-buru? Santai saja, tapi karena setiap hari kami ada di rumah, maka tak ada juga baju kotor dan setrikaan yang menumpuk atau lantai yang tak kesat karena sekian hari tidak disentuh oleh sapu.

Hari-hari libur kami diisi dengan santai, menikmati waktu, kebersamaan, rumah, dan daerah tempat kami tinggal, tanpa ada kewajiban yang harus dikerjakan apalagi dengan diburu waktu.

Berlibur keluar kota memang menyenangkan karena memberikan pengalaman serta suasana yang benar-benar berbeda. Namun ternyata setelah kami menghabiskan cukup banyak waktu libur di luar kota, maka membuat libur yang tidak kemana-mana seperti ini, yang hanya dihabiskan di dalam kota dan di rumah sendiri, libur yang tidak membuat badan lelah, libur yang penuh dengan aktivitas santai tanpa agenda yang harus dikejar dan itinerary yang seolah wajib untuk dijalani, libur yang usainya tidak ditandai dengan tumpukan pekerjaan domestik yang menunggu di rumah, menjadi jenis liburan yang kami butuhkan. Meski pemandangan sehari-hari yang kami lihat hanyalah isi rumah sendiri dan sesekali pemandangan kota, namun pikiran kami serasa disegarkan dan tubuh kami mendapatkan istirahat yang memang diperlukannya. Tak heran begitu libur usai, kami pun bisa langsung switch mode ke rutinitas yang sibuk tanpa ada perasaan berat untuk move on dari liburan. Tak ada rasa lelah yang dibawa dari liburan. Fisik dan mental kami serasa benar-benar siap menghadapi hari-hari sibuk di depan.

Puji Tuhan….

Bisa dikatakan, libur selama 10 hari kemarin itu adalah salah satu libur panjang paling berkualitas yang pernah kami dapatkan. Berkualitas, karena kami sungguh-sungguh mendapatkan apa yang menjadi tujuan dari masa libur itu sendiri, yakni beristirahat.

Sekali lagi, puji Tuhan…..

Jadi, kalau ada libur lagi, apakah mau dihabiskan seperti ini lagi? Ingin tinggal di rumah dan jalan-jalan di dalam kota saja?

Yah, tergantung sih.

Kalau lama tidak liburan ke luar kota, ya akan kangen juga jalan-jalan…hehehehe…. Tapi kalau agak sering ke luar kota dan hidup sehari-hari juga lagi padat-padatnya, maka sepertinya libur yang seperti ini yang akan lebih bermanfaat 😁.

Kalau teman-teman, bagaimana cerita libur kalian?

4 respons untuk β€˜Ini Dia, Liburan yang Kami Perlukan!’

Add yours

  1. wahhh bener banget. aku libur keluar kota malah pas awal puasa. pas libur lebaran, rumah saja cukuppp. itupun ada aja yg kudu dikerjain here and there

    1. Awal puasa malah enak tuh buat liburan, tempat2 liburan rata2 sepi…walo biasanya jadi agak susah cari makan kalo siang. Kalo masih awal puasa, tempat makan malam masih agak gampang malah dicari ya, karena rata2 resto penuh sama bukber itu di pertengahan dan menjelangan akhir puasa 😁

Thanks for letting me know your thoughts after reading my post...

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑