
Hola, 2024!
Memasuki tahun yang baru ini, tentu saja ada banyak harapan bahwa tahun ini akan dipenuhi dengan hal-hal yang baik. Secara khususnya buat saya dan blog ini, saya bahkan sudah membuat tekad untuk setiap minggu setidaknya ada satu tulisan yang saya buat di sini.
Saya mulai memiliki tekad tersebut di hari Selasa minggu lalu, dan hari itu juga saya langsung membuat draft tulisan untuk di-publish di hari Rabu esok harinya.
Namun rencana tinggallah rencana. Saya baru saja hendak mem-publish draft tulisan yang telah saya buat ketika tiba-tiba mendapat kabar dari salah satu sepupu saya kalau daddy-nya pingsan, tidak responsif sama sekali, dan karenanya sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit 😲.
Kalau sudah begitu, siapa lagi kan ya yang bisa memikirkan perihal blog?
Yang adanya seketika itu juga saya langsung mengabari orangtua dan keluarga besar lainnya. Meski sempat terlintas rasa takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya, namun saat itu yang terpikir adalah mengabari keluarga agar kami semua sama-sama bisa mendoakan beliau supaya baik-baik saja. Selagi mengabari keluarga, saya juga mengabari suami yang saat itu sedang bersiap boarding dari Jakarta ke Bali. Karena rumah sakit tempat Om saya itu dibawa berlokasi di daerah yang untuk ke sananya harus melalui jalan tol, maka suami meminta tolong sekretarisnya untuk menyiapkan supir supaya mengantarkan saya ke sana berhubung saya belum berani menyetir di jalan tol.
Sayang, belum juga sempat saya menuju ke rumah sakit, saya telah mendapat kabar bahwa Om saya telah berpulang ke Rumah Bapa di Sorga. Pendek sekali rentang waktunya antara kabar beliau pingsan dan kabar beliau berpulang 😢.
Manusia memang hanya bisa memiliki harapan dan membuat rencana, namun selebihnya Tuhan juga yang menentukan. 2024 baru menginjak dua minggunya yang pertama, dan keluarga besar kami telah mengalami peristiwa duka….kehilangan orang yang kami kasihi…..
Begitulah kehidupan, penuh kejutan di sana sini. Kadang suka, namun tak jarang juga duka. Kami yakin bahwa Om saya sekarang telah berada di tempat yang jauh…amat jauh lebih baik dari dunia ini. Namun tetap saja, yang namanya rasa sedih akibat kehilangan itu ada.
Rasa sedih yang kemudian membuat kami mengingat-ingat kembali masa lalu bersama Om saya ini. Ingatan yang puji Tuhan membuat kami semakin menyadari betapa Tuhan begitu baik karena mengatur semuanya dengan sangat indah.
![]()
Om Talis.
Semasa hidupnya beliau berprofesi sebagai kapten pilot pesawat terbang dengan pengalaman di berbagai maskapai baik di dalam maupun luar negeri.



Karena kesibukannya sebagai seorang penerbang, maka semasa mereka masih aktif bekerja, papa saya dan Om Talis tidak bertemu sesering yang mereka rindukan. Sayangnya, setelah pensiun mereka juga tidak bisa sering bertemu karena keterbatasan mobilitas apalagi karena domisili keduanya berbeda provinsi bahkan pulau. Seingat saya, terakhir mereka bertemu sebelum saya pindah ke Jakarta adalah pada tahun 2016, sewaktu Om saya yang kedua berpulang. Meski jarang bertemu, namun papa saya dan Om Talis ini hubungannya sangat dekat sejak mereka masih anak-anak sampai sudah dewasa. Sewaktu papa saya pergi kuliah ke STPI Curug, yang mengantarkannya ke sana adalah Om Talis yang waktu itu sudah berprofesi sebagai pilot. Saya juga ingat bahwa sewaktu saya masih kecil, kami sekeluarga pernah berlibur selama sebulan di Jakarta dan selama waktu itu kami tinggal di rumah Om Talis 😍.

Hubungan keduanya dekat, tapi jarang bertemu langsung 😢.
Puji Tuhan, di tengah pandemi saya sekeluarga pindah ke sini. Dan puji Tuhan juga, memasuki tahun 2023 kondisi sudah lebih aman sehingga ketika orangtua saya datang, saya bisa mengajak mereka bertemu dengan keluarga papa saya yang sebagian besar memang berdomisili di sini. Ini satu hal yang saya syukuri juga, bahwa dengan kami pindah ke sini, maka anak-anak bisa mengenal hampir semua keluarga besar saya di sini. Andaikan kami masih di Palembang, bisa jadi anak-anak tidak punya kesempatan bertemu dengan opa-oma mereka di sini yang jumlahnya cukup banyak kalau dihitung. Salah satunya Om Talis, tentu. Bersyukur sekali anak-anak bisa sempat mengenal beliau sebelum beliau pergi.
Di momen libur Lebaran, April 2023, kami sempat membawa papa dan mama bertemu dengan Om Talis. Tak hanya sekali, tapi sampai tiga kali 😍. Ketiga-tiganya dilakukan beramai-ramai, alias selain dengan Om Talis, kami juga bertemu dengan keluarga besar yang lain. Kakak beradik papa saya banyak, jadi yah kalau dibilang bertemu bersama yang lain juga, itu berarti memang kondisinya beramai-ramai 😁.







Sebenarnya menyenangkan sih bila bertemu beramai-ramai, karena itu artinya melepas kangennya bisa dilakukan secara massal, dan biasanya pertemuannya menjadi sangat seru dengan berbagai macam tawa serta cerita.
Namun ternyata, mungkin Tuhan mengerti bahwa sebagai kakak beradik yang termasuk paling dekat di antara belasan bersaudara, papa saya perlu one-on-one time together with Om Talis before they have to say goodbye forever. Dan puji Tuhan, momen yang mereka perlukan itu Tuhan berikan meski tanpa kami rencanakan sebelumnya.
Menjelang libur Natal dan Tahun baru yang baru saja lewat, saya mengetahui kalau adik saya tidak bisa merayakan Natal bersama orangtua kami. Sementara, kami juga di sini harus stand by di dalam kota karena suami akan dipanggil untuk menerima penugasan baru pada tanggal-tanggal di antara Natal dan Tahun Baru. Mengetahui kalau orangtua kami hanya akan merayakan Natal berdua saja, suami pun mengajak mereka untuk berlibur saja di sini. Ajakan yang puji Tuhan disambut orangtua dengan sukacita.
Singkat cerita, datanglah orangtua saya ke sini. Tadinya, kami sempat berencana untuk menghabiskan hari-hari libur Nataru kami yang hanya kurang lebih seminggu saja itu dengan mengajak orangtua berjalan-jalan setiap hari. Tak ada rencana untuk bertemu keluarga besar, karena berpikirnya sebagian dari mereka juga sedang berlibur ke luar kota. Namun entah kenapa, sehari setelah hari Natal, tanpa direncanakan dan tanpa dipikirkan sebelumnya, suami mengajak papa saya untuk bertemu Om Talis. Puji Tuhan, ketika Om Talis dihubungi, beliau pun sedang available dan bisa kami jemput di kediamannya hari itu juga.
Hari itu, kami membawa Om Talis untuk makan dan nongkrong di sebuah restoran di tepi danau. Suasana sore itu sangat nyaman dan santai, sesuai dengan Om Talis yang menghargai kenyamanan dalam kesederhanaan.

Sore itu, karena hanya ada Om Talis, maka beliau bisa banyak bercerita tentang segala macam hal. Tentang masa kecil mereka. Tentang mami mereka yang meninggal di usia muda. Tentang masa-masa yang beliau lalui ketika berkuliah di Oxford. Tentang imannya akan keselamatan di dalam Kristus.
Waktu itu, karena hanya ada Om Talis, maka kami semua yang ada di situ juga bisa lebih fokus mendengarkan cerita dan berinteraksi dengan beliau. Kami mengobrol panjang tentang pekerjaan suami juga tentang pendidikan anak-anak, termasuk beasiswa yang diterima si abang. Saat itu, bahkan ada momen istimewa di mana kami meninggalkan papa saya hanya berdua saja dengan Om Talis, selagi kami membawa mama saya yang hobi berfoto untuk foto-foto di taman di sekeliling danau.

Hari sudah cukup malam ketika kami kemudian mengantarkan Om Talis pulang kembali ke rumahnya. Di depan kediamannya kami berpisah, dengan janji untuk bertemu kembali di lain waktu.


Saat itu, kami hanya merasa bahwa momen pertemuan itu adalah sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Membahagiakan dan berkesan, sama seperti sebelumnya.
Setelah Om Talis pergi tepat dua minggu setelahnya, barulah kami sadar betapa pertemuan pada hari itu adalah amat sangat istimewa. Itu adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kami, terutama untuk papa saya, agar punya waktu khusus dengan kakaknya yang sangat dia kasihi….waktu khusus yang sudah entah sudah berapa puluh tahun tidak pernah terjadi. Selama ini, waktu mereka tergerus oleh kesibukan dan kemudian keterbatasan sehingga keinginan untuk berbicara dari hati ke hati hanya tinggal sampai di kerinduan semata. Namun puji Tuhan, di momen-momen terakhir, kesempatan indah yang langka dan tanpa sadar sangat mereka rindukan itu Tuhan berikan juga.
![]()
Kalau dibilang bahwa Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita memikirkan atau menyadarinya, itu memang benar sekali. Dan kalau dibilang bahwa Tuhan mengatur segala sesuatu menjadi indah, bahkan di tengah duka bagi manusia pun, itu juga benar sekali.
Pengalaman kami dengan kepergian Om Talis ini adalah salah satu buktinya. Tuhan tahu, sebagai adik yang sebenarnya sangat dekat dengan kakaknya, papa saya butuh momen ‘dekat’ itu agar bisa menjadi penghiburan baginya ketika Tuhan memanggil Om Talis. Dan memang benar demikian, satu hal yang menjadi penghiburan bagi papa saya atas rasa kehilangan kakaknya untuk selamanya, adalah karena mereka sempat bertemu tak lama sebelum Tuhan memanggil Om Talis 🙏.








Hari di mana Om Talis take off menuju surga yang mulia adalah hari yang penuh duka untuk kami yang ditinggalkan. Kami tahu Om Talis telah berbahagia, beliau pergi dengan cara yang sesuai dengan kepribadian beliau yang tidak pernah mau menyusahkan siapa-siapa. Namun hati kami sedih karena menyadari bahwa sejak hari itu, kami tak akan pernah lagi bisa mendengar cerita dan tawanya yang sangat khas. Hari di mana kami menutup peti dan memakamkan beliau juga adalah hari yang penuh kesedihan, karena kami tahu bahwa sejak hari itu kami tak akan pernah bisa lagi melihat beliau secara langsung. Namun puji Tuhan, di tengah duka dan kesedihan, kami bisa tetap bersyukur kepada Tuhan demi mengingat betapa Tuhan sesungguhnya telah mengatur semuanya dengan sangat baik untuk menjadi hal yang indah yang dapat kami kenang selamanya.
Terpujilah Nama Tuhan.
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
(Efesus 3:20-21)

![]()
Demikianlah pemirsa tulisan pertama saya di tahun 2024 ini. Meski isinya adalah kabar duka, tapi saya menuliskan ini di sini agar saya sendiri selalu ingat bahwa Tuhan selalu punya rencana dan rancangan yang indah bagi anak-anakNya. Kiranya Tuhan menolong agar ingatan tentang hal itu selalu terpatri di dalam hati supaya bisa menjalani kehidupan ini dengan semangat serta sukacita.
Tuhan kiranya memberkati kita semua di sepanjang 2024 ini. Amin!
Turut berduka ya Ka Lisa. RIP Om Talis 🙏
Thank you, May 🙏