Hari Kamis yang lalu, saya dipanggil oleh atasannya atasan, saya pikir buat ngomongin masalah kerjaan yang masih pending, tapi ternyata yang dibahas oleh beliau bukan itu, melainkan tentang bagaimana saya ke depannya. Beliau bercerita banyak, tentang hal-hal yang seharusnya membuat saya senang…
Tapi sebaliknya, saya justru hanya hampir bengong mendengarnya…
Apa yang beliau katakan, justru jadi pergumulan tersendiri buat saya. Rencana beliau terhadap saya sungguh saya syukuri, tapi untuk saat ini, ada hal lain yang lebih menjadi prioritas buat saya.
Ini bukan tentang soal zona nyaman, tapi sampai sekarang ini saya masih bertahan tetap bekerja di luar rumah karena kondisi pekerjaan saya memungkinkan sekali untuk tetap optimal memperhatikan keluarga dan tetap optimal juga memberikan kontribusi untuk perusahaan yang sudah membayar saya setiap bulannya. Di sini, di lingkungan pekerjaan ini, saya bisa mengatur ritme kerja saya sendiri, hingga meskipun saya harus membagi waktu di sela-sela pekerjaan untuk mengurusi keperluan dan kebutuhan anak-anak, namun puji Tuhan kerjaan masih bisa terselesaikan, bahkan sering bikin surprise karena bisa selesai dengan cepat. Di sini, saya juga bisa leluasa untuk menarik diri dari segala kegiatan dinas ke luar kota hingga saya tak perlu memikirkan kemungkinan meninggalkan anak di rumah selama berhari-hari. Di sini, tak hanya soal enjoy bekerja, tapi juga soal rasa tenang dan aman bahwa keluarga akan tetap merasa mereka adalah prioritas saya meski saya bekerja, dan saya sendiri juga merasa puas karena merasa bahwa produktivitas saya masih berguna bagi tempat saya bekerja ini ini.
Kemarin, saya memang tak langsung menyampaikan pada beliau soal apa yang jadi pertimbangan saya. Kebiasaan saya memang, kalo denger sesuatu yang bikin shock terutama soal masa depan, pasti saya akan speechless dulu, kayak orang bengong dulu, seolah-olah bisa menerima dulu, padahal dalam hati bercampur aduk rasanya dan pengen langsung teriak, “Noooo!!!!!”.