Yuhuuu…..
Apa kabar semua?
Semoga semua dalam keadaan yang aman serta dengan kondisi hati yang penuh rasa tentram yaa. Saya waktu baru mo mulai nulis ini pas lagi denger lagunya Jason Mraz yang judulnya Everything is Sound, lagunya adem bikin perasaan jadi tenang dan hepi. Doanya semua yang sedang baca ini juga sedang dalam kondisi perasaan yang adem apalagi mengingat akhir-akhir ini kondisi di negara kita agak memanas. Makanya saya bersyukur ketika media sosial ditutup sementara waktu dan saya juga gak berusaha coba buka pake segala macam aplikasi yang bisa nembus portal-portal yang ditutup itu, karena sebenarnya beberapa hari gak buka media sosial itu menguntungkan. Capek rasanya liat orang berantem di media sosial gara-gara beda pilihan politik, belum lagi kalo ada yang frontal…duh, bacanya ikut sakit hati. Udah berusaha menghindar dan menyaring teman-teman sih, tapi masih ada aja yang lolos. Gak pengen baca, tapi udah terlanjur baca ya gimana dong π . Makanya, sekali lagi saya seneng karena beberapa hari terakhir mau gak mau gak bisa buka media sosial. Gak apalah, asal bukan WordPress yang ditutup, then I’ll be just fine π .
Ok deh, sekarang kita lanjut ke cerita yang mo saya ceritain ini. Seperti biasa, ceritanya hanya seputar kegiatan keluarga kami aja. Cerita sehari-hari yang sederhana dan ringan, tapi tentu membahagiakan, dan pastinya harus didokumentasikan di sini π.
Suatu Sore di Kambang Iwak
Kambang Iwak lagi dan lagi yaaa…..
π π π π
Sering banget ke sini karena memang rasanya gak ada bosannya jalan-jalan di taman ini.Β Bahkan bila tiap sore ke sini, asalkan gak lagi hujan, kayaknya saya gak akan keberatan deh. Taman ini memang asik banget buat mencari kesegaran, apalagi kalo perginya bareng-bareng sekeluarga, duh komplit banget rasanya! Udah badan seger, perasaan pun jadi adem π. Sayang, karena suami tugasnya gak di Palembang, kami pun jadi gak bisa sesering dulu menyambangi taman ini. Tapi ya gak apalah, sekali-sekali masih bisa ke sini aja rasanya udah bersyukur banget. Sungguhlah this park is a happy place for us. Kayaknya kalo nanti-nanti kami pindah dari Palembang, taman Kambang Iwak bakal jadi satu hal yang kami rindukan dengan amat sangat tentang kota ini. Syukurlah yaa kami gak berencana pindah dari Palembang dalam waktu dekat. Belum siap rasanya berpisah dengan kota ini…huhuhu…..
Sore itu, kami menghabiskan waktu di taman ini dengan jalan trus dilanjutin dengan lari beberapa putaran trus abis itu jalan lagi. Yang dilakukan cuma muterin taman doang sih, tapi seperti yang saya bilang di atas, gak ngebosenin karena saking segarnya udara serta suasana yang bisa dinikmati.


Sambil jalan-jalan, tentu aja kami juga foto-foto ya. Gak cuma gak bosen jalan-jalan ke sini, kami juga gak bosen lho foto-foto di sini, padahal ya pemandangannya itu-itu aja π .




Ngerasa cukup jalan-jalan, kami pun mulai lari beberapa putaran. Seperti biasa, saya dan adek yang nyerah duluan π. Jadi kami pun jalan berdua sementara suami dan si abang lanjut lari. Setelah mereka berdua ngerasa udah cukup larinya barulah mereka berhenti dan gabung jalan-jalan dengan kami.
Hari udah menjelang malam ketika kami memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum pulang, kami sempat foto-foto lagi dulu doongg π.



Puji Tuhan sore itu bisa kami habiskan di taman ini. Bener-bener quality time buat keluarga kecil kami π.
Suatu Pagi, Mencoba Naik LRT Sumsel
Setelah sorenya menghabiskan waktu di Kambang Iwak, esok paginya kami memutuskan untuk mencoba naik LRT Sumsel. Yayyyy!!! Akhirnya yaaaa…. Setelah hampir setahun LRT ini beroperasi, jadi juga kami mencobanya. Ketinggalan banget kaannn. Orang lain mah udah tiap hari bolak balik naik LRT, ini kami malah baru mo nyobain π . Gak apalah ya telat, yang penting bisa ikut ngerasain kenyamanan dari fasilitas transportasi yang udah susah payah disediakan oleh pemerintah ini.
Untuk percobaan pertama naik LRT ini, kami memutuskan menggunakan rute Stasiun Bumi Sriwijaya (atau yang lebih gampang dikenal orang dengan sebutan stasiun Palembang Icon karena letaknya persis di depan mall itu π) menuju ke stasiun DJKA (yang ini lebih ngetop dengan sebutan stasiun OPI Mall, lagi-lagi karena lokasinya deketan sama mall di Jakabaring itu).
Pagi sekitar jam 10 kami berangkat dari rumah menuju Palembang Icon. Setelah mobil diparkir di parkiran mall itu, kami pun jalan menuju ke stasiun Bumi Sriwijaya. Jalannya deket banget, karena di samping parkiran sudah langsung ada akses dengan eskalator menuju ke stasiun.

Stasiun Bumi Sriwijaya ini adalah favorit saya, karena warnanya unguuuu….wkwkwkwk…. Jadi setiap stasiun LRT Sumsel memiliki warna tema yang sepertinya sih disesuaikan dengan warna ikon di sekitar stasiun, nah mungkin karena stasiun yang satu ini berada persis di depan Palembang Icon Mall yang memang kesannya lebih ‘mewah’ dibanding mall lainnya, maka tema stasiunnya pun diberi warna ungu karena kan ehem…ungu itu memang identik sama kemewahan π .

Tiba di puncak eskalator, kami hanya perlu jalan sedikit untuk masuk ke ruang dalam stasiunnya. Stasiunnya sendiri bersih dan teratur banget, ditambah para petugas yang semuanya ramah serta sigap membantu, bikin suasana di dalam stasiun jadi terasa nyaman. Semoga pelayanan yang baik ini terus terpelihara yaaa….
Di stasiun itu yang pertama kami lakukan tentu beli tiket dulu lah ya. Tiketnya murah banget, kami berempat cuma Rp 20.000 saja. Kelar beli tiket, kami pun masuk ke ruang tunggunya setelah sebelumnya ngelewatin gate untuk scan tiket.

Dari ruang tunggu ini, kami masih harus naik pake eskalator lagi untuk menuju ke peron. Tapi gak bisa sembarangan naik, karena penumpang baru diijinkan naik bila kereta sudah mendekati stasiun.

Begitu keretanya datang, kami pun naik ke dalam kereta, memilih di gerbong terakhir. Suasana di dalam kereta tidak ramai, tapi tidak juga lengang. Ada cukup banyak penumpang di dalam, kebanyakan sepertinya dari bandara, terlihat dari koper yang mereka bawa. Memang transportasi seperti ini diperlukan banget ya, makanya warga Palembang harus bersyukur karena sebelum Palembang jadi kota yang bener-bener dipenuhi kemacetan, pemerintah udah antisipasi duluan dengan menyediakan transportasi yang murah namun sangat memudahkan baik bagi masyarakat Palembang sendiri maupun bagi pengunjung dari luar kota.
Di dalam keretanya sendiri nyaman banget karena rapi dan bersih. Saya lihat petugas kebersihannya memang sigap banget bersih-bersihinnya baik di dalam kereta maupun juga di peronnya. Sekali lagi, semoga pelayanan yang seperti ini bisa terus dipertahankan bahkan ditingkatkan yaaa.



Perjalanan dari Palembang Icon ke stasiun DJKA di dekat OPI Mall itu hanya sebentar saja. Aslilah memang, kalo mau jalan-jalan ke OPI Mall dari arah kota, udah jauh lebih nyaman naik LRT. Perjalanannya singkat sekali karena gak pake acara terjebak macet di jalan Sudirman hingga Jembatan Ampera π . Lagian keretanya juga nyaman banget ini, cocok untuk perjalanan sekeluarga.
Gak berapa lama, kami pun sudah tiba di Stasiun DJKA yang bertema warna oranye.
Karena ini adalah stasiun terakhir, maka keretanya pun berhenti lebih lama di sini dibanding di stasiun lainnya, jadi bisa deh kami foto-foto dulu di depan kereta yang kayaknya agak-agak mirip yaaa sama kereta-kereta di Jepang….hihihihi….


Sehabis foto-foto di depan kereta, kami pun turun dari peron dengan menggunakan lift. Untuk turun dari peron ke stasiun di bawahnya, bisa pakai tangga, bisa juga pakai lift. O ya, lift ini diprioritaskan bagi para penyandang cacat, ibu hamil, ibu yang membawa bayi, serta orang lanjut usia. Kami memutuskan pakai lift untuk turun saat tidak ada orang dengan kepentingan prioritas seperti yang saya sebutkan tadi yang perlu memakai lift ini.

Dari Stasiun DJKA ini, kita bukannya yang langsung berhadapan dengan OPI Mall, tapi masih harus jalan cukup jauh ke arah mall. Tapi perjalanannya dengan menggunakan bridge yang disediakan di sepanjang jalur menuju mall termasuk nyaman karena teduh kok.

Bridge ini selain punya akses langsung ke lantai 2 OPI Mall (asik yaaa gak perlu lewat parkiran lagi, jadi gak perlu panas-panas), juga memiliki akses ke parkiran RS. Hermina Jakabaring. Di sepanjang jalur bridge ini tidak terdapat tangga, jadi tentu saja ramah bagi orang yang harus menggunakan kursi roda di sini.

Di OPI Mall, anak-anak sempat main dilanjutkan dengan makan siang dan kemudian ditutup dengan belanja di Toys Kingdom dan Ace Hardware.







Waktu berlalu tanpa terasa, yang tadinya kami ke sini ketika hari masih terhitung pagi, ternyata sudah hampir jam 3 sore ketika kami memutuskan untuk pulang π .

Dari OPI Mall, kami harus melewati jalur yang sama dengan bridge menuju ke stasiun. Kali ini karena udah sore, jadi sinar matahari arahnya udah dari samping dan depan. Lumayan panas sih jadinya π .
Nyampe stasiun, beli tiket lagi, trus hanya nunggu kurang lebih 15 menit kami sudah dipersilakan naik ke peron karena keretanya sudah tiba.
Kalau waktu datang tadi kami memilih duduk di gerbong paling belakang, sekarang kami memilih gerbong yang paling depan. Kenapa begitu? Gak ada alasannya sih. Kami mah cuma milih gerbong yang paling dekat aja dari posisi kami berdiri. Kebetulan aja pas datang berdirinya dekat yang paling belakang, dan pas balik kami berdiri dekat yang paling depan π.




Seperti perjalanan perginya, pulangnya juga singkat saja. Gak berapa lama kami pun sudah tiba di Stasiun Bumi Sriwijaya alias Palembang Icon.

Setelah itu kami masih sempat belanja buah sebentar di Foodmart, sebelum kemudian pulang ke rumah. Puji Tuhan, hari itu kami begitu berbahagia. Anak-anak apalagi, senangnya bukan main, sampe sekarang pun mereka masih suka bahas-bahas soal betapa hepinya mereka bisa naik LRT. Kapan-kapan kalo ada waktu yang pas lagi, kita naik LRT lagi yaaa boys π. Perkara waktu memang jadi kendala, apalagi jika dengan maksud ingin menikmati, tentu gak bisa dilakukan ketika lagi in rush ngerjain yang lain, ini aja udah syukur ya akhirnya bisa juga berkesempatan mencoba naik LRT Sumsel ini. Sekali lagi semoga pelayanannya tetap dijaga dengan baik dan semoga rakyat Palembang bisa mensyukuri keberadaan LRT Sumsel ini, karena tidak hanya sebagai simbol kebanggaan kota tapi karena memang sangat berguna bagi masyarakat kota ini sendiri π .
Palembang beruntung jadi kota pertama yang punya LRT. Di depan komplek rumah orang tua saya sedang dibangun LRT Station Bks-Jkt. Jd kalau sdh selesai, warga sekitar menuju Jkt bisa naik LRT. Seru baca post nya Mbak Lisa. Bahagia selalu π
Betul Fran, Palembang beruntung banget udah langsung dilirik sama pemerintah pusat sbg tempat pembangunan LRT yang pertama kalinya di Indonesia dan itu gak cuma sbg simbol kebanggaan aja kan ya, tapi sangat berguna banget, antisipasi dini sblm Palembang bertambah macet..