Dari Danau Linow, kami lanjut jalan-jalan ke Bukit Doa yang letaknya masih sama-sama di Tomohon. Sama seperti Danau Linow, ini juga pertama kalinya buat saya mengunjungi tempat ini dan itu karena objek wisata ini memang baru ada setelah saya tak lagi tinggal di Manado.
Karena sama-sama berlokasi di daerah pegunungan Tomohon, maka jarak antara Danau Linow dan Bukit Doa ini tidak terlalu jauh.
Sesuai dengan namanya, Bukit Doa adalah tempat wisata religius, di mana di tempat ini juga terdapat lokasi yang dikenal dengan nama Jalan Salib Mahawu di mana pada sepanjang jalan tersebut terdapat 14 perhentian yang menceritakan kisah sengsara Tuhan Yesus saat penyaliban. Selain Jalan Salib, di sini juga terdapat Chapel of Mother Mary.
Selain sebagai tempat wisata religius, Bukit Doa ini juga lumayan sering dijadikan tempat untuk pemotretan prewedding, pemberkatan nikah, serta pesta bernuansa taman.
Di sini juga terdapat Amphiteater yang sekilas terlihat seperti miniatur Coloseum di Roma.
Jalan-jalan di sini lumayan mengasyikkan. Udaranya sejuk sekali, cenderung dingin bahkan, dan pemandangannya indah sekali. Di belakang perbukitan Mahawu, sementara di depan keanggunan Gunung Lokon terpampang nyata.
Anak-anak juga senang sekali bermain di sini karena mereka bisa bebas lari-larian naik-turun bukit. Menyenangkan banget pokoknya menghabiskan sekian waktu berjalan-jalan menikmati suasana serta keindahan alam di situ dengan salah satu bagian terbaik adalah menghirup udara segarnya yang bewangi pinus. Kami, yang tahun 2015 lalu sempat melewati waktu kurang lebih 4 bulan dalam kepungan asap, terasa benar berharganya udara bersih dan segar seperti di sini, rasanya ingin kalo bisa udara segar itu aja yang dijadikan oleh-oleh ke Palembang. Andaikan bisa disimpan dalam toples, saya akan siapkan toples banyak-banyak dan penuhi semuanya dengan udara segar dari Bukit Doa Tomohon, sebagai persiapan kalo-kalo bencana kabut asap kembali kejadian di tahun ini…hihihihi… Tapi jauh-jauh deh kejadian yang kayak gitu lagi, semoga tahun ini pemerintah bisa lebih serius melakukan upaya pencegahan bencana kabut asap. Amiiinn!
PS:
Di Feedly saya, daftar post belum dibaca dari blog-blog yang saya ikuti udah banyak banget, udah ratusan, itu karena sejak liburan sampe udah seminggu lebih pulang saya masih belum sempat blogwalking, padahal kangen juga pengen tau kabar dari teman-teman blog 🙂
Keliatannya emang seger ya tempatnya. Banyak rumput hijau dan pohon tinggi dan berkabut pula ya.
Iya Man, udara di sini sejuk dingin
wah asik bgt…ijo ijo dan segar pasti udaranya ya
Iya mbak, segeerr banget udaranya
nuansa hijau… pemandanganya bagus banget…, pastinya udara juga seger …
Betul sekali 😀
wiihhh keren banget yaa viewnya..ijo royoroyo bangeet.
Dan kalo malem, pasti bangus banget deh banyak kelap kelip lampu rumah penduduk di tengah2 bukit itu.
Jadi inget kayak di puncak 😉
Kalo dijadiin lokasi pesta taman nah Des, cantiiikk banget tempat ini
Cakep ya tempatnya. Pemandangan arah ke kota juga bagus.
Harusnya pemandangan itu dilatari gunung lokon, sayang, kabutnya lagi tebal jadi nutupin gunungnya
Keliatan dari fotonya seger banget udara dan suasana di sana. Happy pasti anak-anak bisa lari-larian di tempat yang luaaas..
Bangeett…apalagi karena gak bisa lari2an kayak gitu di rumah..hehe
Aku dr dulu penasaran pingin lihat bukit doa ini, tapi berarti harus terbang ke Manado dulu hahaha. Nah, masalahnya ke Manadonya ini yang belum tertarik, soalnya katanya kudu suka kehidupan laut jg or else sayang ke sana.
Itu Chapelnya katolik ya Lis? Soalnya namanya Mother Mary.
Bukit Doa ini mmg tujuan utamanya untuk wisata rohani Katolik, Le. Yg bikin dan yg punya lahannya org Katolik, yg resmikan jg uskup Manado.
Bukit doa yang menyejukkan ya Jeng Lis. Kebahagiaan Oma Opa terpancar dari kehangatan kumpulnya empat jagoan cucu. Salam hangat
Iya bu, bahagia sekali mereka melihat cucu2 yang makin besar 🙂
wahhh .. seru ya, jadi pengen cepet-cepet pulang kampung hihi
Saya juga, jadi pengen pulang kampung lagi..hahahaha