Cara Membersihkan Ikan Patin dan Aneka Resep Masakan Patin Yang Lezat!

Di antara pembaca, adakah yang belum pernah mendengar nama ikan patin? Ataukah rata-rata pembaca di sini justru sudah sangat akrab dengan ikan patin karena sering mengonsumsi ikan ini?

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.

Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

Ikan patin bermanfaat sebagai sumber penyediaan protein hewani.

~ Dilansir dari http://bayuputra.com/2010/04/20/budidaya-ikan-patin/ ~

Saya sendiri sejujurnya baru mendengar dan mengenal ikan patin setelah tinggal di Palembang. Lahir dan besar di Manado serta tidak pernah akrab dengan urusan perdapuran membuat saya tadinya hanya mengetahui kalau yang namanya ikan air tawar itu yah paling ikan gurami, ikan mas, ikan lele, ikan gabus, dan ikan mujair saja. Maklum dan wajar bila pengetahuan saya akan ikan air tawar sangat terbatas, mengingat di Manado itu jauh lebih populer ikan air laut dibanding air tawar.

Nah, setelah tinggal di Palembang, mau tak mau, jika saya ingin makan ikan segar maka pilihan yang terbaiknya adalah dari jenis ikan air tawar mengingat Palembang tidak memiliki produksi ikan laut sendiri.

Awalnya, saya hanya berani membeli ikan air tawar yang memang sudah familiar buat lidah saya alias hanya ganti-gantian antara mujair atau gurami. Jujur awalnya saya merasa agak ngeri ketika melihat ikan patin ini, karena ukurannya yang besar-besar sekali dan darahnya yang merah kental. Karena merasa ngeri itulah, maka dulunya saya tak pernah memasukkan ikan patin ini dalam daftar belanja mingguan ke pasar tradisional.

Nah, awal mula perkenalan saya dengan ikan patin pada akhirnya terjadi di awal tahun 2010. Terbayang ya, saya sudah tinggal di Palembang sejak 2006 dan baru mau mencoba mengonsumsi ikan patin setelah empat tahun kemudian 😅. Waktu itu, ART saya yang bernama mbak Santi meminta supaya saya membelikan ikan patin karena dia ingin membuat pindang ikan patin. “Dijamin enak kok, bu!” begitu katanya untuk meyakinkan saya. Ya sudah, karena saya juga percaya dengan kemampuan tangan Santi yang pernah bekerja di rumah makan pindang khas Palembang, maka saya pun menuruti permintaannya. Untuk permulaan beli dua ekor yang berukuran sedang saja dulu.

Dan olalaaaaa….! Ternyata memang benar yang dibilang si mbak Santi! Ikan patin itu enak sekali. Daging ikannya lembut dan rasanya manis, gurih, sedap! Tidak hanya saya yang jatuh cinta dengan ikan patin hasil masakan mbak Santi, tapi juga suami dan anak saya.

Sejak perkenalan itu, maka tiap minggu kami pun membeli ikan patin minimal lima ekor yang berukuran besar! 😁

Cara Membersihkan Ikan Patin

Ternyata, meskipun ikan patin memiliki rasa yang sedap, belakangan saya baru tahu kalau ikan ini juga bisa berbau amis dan beraroma tanah. Saya akhirnya bisa tahu soal ini setelah kakak ipar datang berkunjung dari Jakarta ke rumah kami dan saat itu salah satu menu yang terhidang di meja makan kami adalah Tekwan + Ikan Seluang Goreng + Ikan Patin Goreng. Setelah merasakan ikan patin kami yang sedap, kakak ipar saya pun bertanya, “Ini gimana caranya si Santi ngebersihin, da? Kok gak ada amisnya sama sekali??”

Demi mendengar pertanyaan itu, saya yang masih minim pengetahuan tentang perdapuran pun bertanya, “Oooo…emangnya patin bisa bau amis toh???”.

Syukurnya, pertanyaan itu hanya saya lontarkan dalam hati saja, jadi tak perlu kakak ipar saya mengetahui betapa masih asingnya eda sasada-nya ini dengan hal -hal menyangkut dapur 😁.

Namun, meski minim pengetahuan, untungnya saya dari dulu punya kebiasaan memperhatikan cara orang bekerja di dapur, termasuk mbak Santi. Biasanya sih sambil pura-pura mengambil sesuatu ke dapur atau pura-pura merapikan bumbu-bumbu dapur, jadinya saya bisa curi-curi ilmu dari dia tanpa banyak tanya sampai kemudian saya bisa tahu, “Ooo…teknik bikin fillet gurame begitu yah…” atau “Ooo…kalau goreng ikan seluang baiknya diberi bawang merah utuh ya supaya tak saling lengket ikannya…” dan tentu saja saya juga jadi tahu, “Ooo….begitu cara membersihkan ikan patin….”

Karena ilmu memperhatikan itulah, maka ketika eda saya bertanya tentang cara membersihkan ikan patin, saya pun bisa menjawabnya, meski harus dengan sok tahu karena belum pernah terjun sendiri tapi tentu tetap dengan tepat 😁.

Dan memang benar terbukti kok, setelah sekarang saya tidak punya ART dan harus memasak serta meracik bahan makanan sendiri, saya bisa juga tuh membersihkan ikan patin dengan tepat sampai tak ada amisnya sama sekali. Yes!!! Ternyata resep curi ilmu dari mbak Santi bener-bener berhasil saya lakukan, hihihi… Rasanya bersyukur sekali sempat punya ART yang sangat pintar soal masak memasak ini, karena akibatnya saya pun bisa jadi banyak ilmunya 😘.

Jadi, untuk para pembaca setia blog saya ini, beginilah caranya membersihkan ikan patin versi si Mbak Santi keluarga saya.

  1. Important note : ikan patin sebaiknya dipotong-potong agar mudah membersihkannya hingga ke tulang-tulangnya.
  2. Gunakan sedikit garam halus di telapak tangan kita supaya tangan tak begitu licin saat memegang ikan.
  3. Bersihkan semua isi kepala dan perut ikan. Kalau di ikan patin, isi perutnya adalah lemak semua yaaa, hehehe, jadi itu dia yang perlu dikeluarkan sampai bener-bener bersih.
  4. Setelah ikan dipotong-potong, bersihkan bagian kulitnya dengan memanfaatkan pisau yang tidak begitu tajam. Ikan patin memang tak bersisik, tapi bagian kulitnya masih sangat perlu dibersihkan. Kenapa harus pakai pisau yang tidak begitu tajam? Supaya mata pisau bisa kita arahkan tidak terlalu miring. Kalau di ikan bersisik, mata pisau diarahkan miring, sementara untuk ikan yang tak bersisik seperti ikan patin ini maka mata pisau seharusnya sedikit tegak supaya kulit ikan bener-bener bersih dan bahkan bagian biru keabuannya menjadi berwarna pucat tapi kulit ikan tidak sampai terkelupas.
  5. Bersihkan darah yang menempel pada daging ikan sampai bener-bener bersih dan tak terlihat lagi ada titik darah pada daging ikan.
  6. Bersihkan bagian dalam tulang ikan. Caranya bagaimana?? Oh gampang, manfaatkan sebatang lidi, lalu tusuk-tusukkan ke dalam tulang tengahnya. Dari tulang itu biasanya akan keluar semacam sum-sum atau apalah itu namanya, bentuknya seperti tali, biasanya berupa darah atau lemak. Di sekitar tulang ikan juga biasanya suka menempel titik-titik darah, nah manfaatkan juga lidi untuk mengeluarkannya.
  7. Kalau sudah selesai membersihkan patinnya, sekarang soal penyimpanan. Saya selalu memanfaatkan kantung-kantung plastik transparan untuk penyimpanan ikan di dalam freezer agar lebih hemat tempat. Untuk penyimpanan ini, karena kami beli sekalinya banyak, jadi langsung saya pisah-pisahkan per porsi sekali masak. Gunanya supaya nanti yang akan dicairkan hanya yang akan dimasak saja. Selain itu, untuk penyimpanan ini saya memanfaatkan dua kantung plastik sekaligus. Kantung plastik bagian dalam berisi ikan, di mana pada kedua ujung bawah plastik itu saya lubangi agar air dan darah ikan keluar semua dari plastik (maksudnya supaya ikan tidak terendam dalam sisa darahnya). Setelah itu saya masukkan lagi ke kantung plastik lainnya tanpa lubang supaya freezer tidak kotor oleh ceceran darah ikan.

That’s it! Simple, tapi percayalah, butuh waktu lama untuk membersihkan ikan patin, bahkan lebih lama daripada membersihkan ikan bersisik! Tapi meski membutuh waktu dan tenaga, it’s all worth it kok, patinnya jadinya enak dan tentu saja jauh dari bau amis dan tanah 😘.

Cara Mengolah Ikan Patin dan Aneka Resep Ikan Patin

Ikan patin cocoknya dipindang/disop atau digoreng bumbu bahkan digoreng biasapun sudah enak kok!

Kalau untuk digoreng biasa, rendam terlebih dahulu ikan dalam perasan air jeruk + garam. Jeruknya bisa pakai jeruk nipis, tapi kalau saya lebih suka menggunakan lemon cui yang rasanya lebih pas untuk ikan. Kalau di Manado, lemon cui dikenal juga dengan sebutan jeruk ikan atau lemong ikan. Syukurnya di Palembang lemon cui ini juga mudah didapatkan di pasar dengan nama jeruk kunci.

Nah, berikut saya sertakan beberapa resep untuk ikan patin ini.

Ikan Patin Kuah Asam

Ikan Patin Kuah Asam dengan Resep Kuah Asam Khas Manado

Masakan Kuah Asam adalah salah satu masakan khas dari daerah Manado. Biasanya, ikan yang digunakan dalam kuah asam ini adalah ikan laut. Tapi tak apalah, saya menggantinya dengan ikan patin. Kenapa pilih ikan patin? Karena teksur dagingnya yang lembut jadi nampak cocok banget dengan kuah asam.

Bahan:

  • 500 gram ikan patin, dipotong dan dibersihkan, kemudian rendam dengan 1 sdt garam dan air perasan jeruk dari 3 buah lemon cui atau 2 buah jeruk nipis selama minimal 30 menit (kalau saya biasanya dari malam sebelumnya, ikannya setelah dicairkan dari freezer, sudah direndam dengan garam + air jeruk lalu dimasukkan ke kulkas bawah, jadi saat pagi ikan sudah siap untuk diolah)
  • 1250 ml air (atau diperkirakan lah yaaa, hehehe)
  • 10 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
  • 1 batang serai, memarkan lalu simpulkan
  • 1 lembar daun kunyit, disimpul-simpulkan juga
  • Cabai rawit merah utuh, ini tergantung selera saja, kalau suka pedas, ya silakan masukkan sebanyak yang Anda mau, hehehe… Kalau untuk saya, karena anak batita saya ikut makan, jadi per-cabe-an ini saya skip dulu.
  • 2 tomat merah, dipotong menjadi 4 bagian
  • 2 batang daun bawang, diiris kira-kira 1 cm
  • Garam secukupnya
  • 5 pucuk daun kemangi (jumlah daun kemangi dapat ditambah jika ingin masakan bertambah wangi)
  • Air perasan jeruk dari dua buah jeruk nipis atau dari 3 buah jeruk kunci.

Cara memasak:

  1. Rebus air bersama daun kunyit, daun jeruk, dan serai hingga mendidih
  2. Masukkan bawang merah dan cabai rawit, tutup panci dan biarkan selama kurang lebih 5 menit
  3. Masukkan daun bawang, tomat, garam, dan ikannya. Masak hingga ikan matang dan empuk. Tak perlu lama-lama memasak, cukup kurang lebih sepuluh menit saja dan ikan sudah akan matang sempurna.
  4. Matikan api, lalu masukkan daun kemangi dan air jeruk.
  5. Sajikan hangat, enaaakkk!!!

Menu spesial ini sangat gampang dan cepat kan?? Apalagi semua bahannya hanya diiris jadi tidak butuh waktu banyak untuk menyiapkannya. Walopun gampang, tapi menu ini sangat spesial dengan kesegarannya dan tentu juga dengan nilai gizinya 🙂.

Ikan Patin Kuah Asam: segar, lezat, dan sehat!

O ya, special note untuk air jeruk itu terutama untuk para penderita maag seperti saya.

Jeruk nipis sebenarnya adalah obat yang sempurna untuk sakit maag. Kenapa? Karena rasa asam pada jeruk nipis itu bersifat basa sehingga mampu menetralkan asam di lambung. Tapiii…sifat basa itu akan berubah menjadi asam ketika jeruk nipis bersentuhan dengan air panas/hangat. Karena itu, amat sangat tidak disarankan bagi penderita maag untuk minum air jeruk nipis hangat. Yang recommended itu adalah minum air perasan jeruk nipis secara langsung (atau bisa dicampur madu) atau supaya sueger, minum air jeruk nipis dingin!! Mengonsumsi jeruk nipis ini disarankan lho untuk para penderita maag 🙂

Nah, terkait hal ituuu….kalau saya sih tak lagi menggunakan jeruk nipis untuk kuah asang ini, soalnya nanti maag saya senut-senut. Tanpa pakai air perasan jeruk, sebenarnya sudah lumayan kok berasa asamnya. Tapi kalau buat yang tidak bermasalah dengan maag, dengan menambahkan air perasan jeruk, maka rasa asam segarnya akan semakin bertambah! 😀

Pindang Patin Serani

Pindang Patin Serani khas Sumatera

Bahan:

  • 500 gram ikan patin, dipotong dan dibersihkan, kemudian rendam dengan 1 sdt garam dan air perasan jeruk dari 3 buah jeruk kunci atau 2 buah jeruk nipis selama minimal 30 menit.
  • Cabai merah besar, jumlahnya sesuai selera, dibelah (saya masih skip dulu ini karena dimasak untuk anak batita juga).
  • 5 butir bawang merah, diiris tipis
  • 3 siung bawang putih, diiris tipis
  • 2 cm jahe, diiris tipis (sebenarnya sih dikira-kira saja)
  • 3 cm kunyit, diiris tipis (samaaa…yang ini pake ilmu kira-kira juga yaaa)
  • 2 batang serai, digeprek, disimpul
  • 5 cm lengkuas, digeprek juga
  • 2 lembar daun salam
  • Gula, garam, dan merica secukupnya alias dirasa-rasa saja
  • 3 buah belimbing wuluh, diiris kasar (saya tidak pakai)
  • 1250 ml air
  • 2 sdm minyak goreng

Cara Pembuatan:

  1. Tumis bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, daun salam, dan serai hingga harum
  2. Masukkan ikan, aduk rata, tambahkan air, biarkan sampai mendidih dan keluar kaldu ikannya
  3. Masukkan garam, gula, dan merica
  4. Sebelum diangkat, jika suka silakan memasukkan belimbing wuluh.

Rasanya segar dan menyiapkannya juga tidak pakai lama 😁.

Patin Goreng Bumbu

Patin Goreng Bumbu

Bahan:

  • 500 gram ikan patin, dipotong lalu dibersihkan
  • Minyak goreng yang banyak untuk menggoreng ikan

Bumbu dihaluskan:

  • 3 siung bawang putih
  • 3 buah kemiri
  • 1 batang serai
  • 1/2 sdt kunyit halus
  • 1 cm jahe
  • 1 sdt bubuk lengkuas
  • 5 cm lengkuas, diparut (ini buat kremes-kremesnya, kalau mau bisa dibuat lebih banyak)
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • Garam secukupnya

Cara Pembuatan:

  1. Campurkan ikan dan bumbu halus dengan sedikit air, lalu aduk rata. Biarkan beberapa saat agar bumbu meresap. Seperti biasa, kalau saya sih direndamnya semalaman, hehe..
  2. Panaskan minyak, goreng ikan hingga matang.
  3. Sisa bumbu disaring lalu digoreng hingga kering kecoklatan
  4. Sajikan!

Pindang Patin Khas Palembang

Pindang Patin Khas Palembang

Bahan:

  • 2 ekor ikan patin
  • 5 sdm air jeruk kunci (atau bisa diganti dengan jeruk nipis)
  • 2 batang serai
  • 6 lembar daun jeruk, iris-iris
  • 10 buah tomat cung/tomat ceri
  • 1/4  – 1/2 buah nanas dipotong dadu (sesuai selera ya, ini saya hanya pakai 1/4 saja biar rasanya tidak terlalu asam. O ya, untuk jenis nanasnya tuh memang paling enak kalau menggunakan nanas Palembang..hehe)
  • 2 genggam kemangi
  • 15 buah cabai rawit utuh
  • 2 sdt gula (atau sesuai selera)
  • 2 sdt garam (atau sesuai selera juga…hehe)
  • 1 sdt merica (atau lagi-lagi sesuai selera 😀 )
  • Air secukupnya

Bumbu Halus:

  • 12 buah bawang merah
  • 6 buah bawang putih
  • 1 batang kunyit besar
  • 2 cm jahe
  • 10 buah cabai rawit
  • 5 buah cabai merah keriting

Cara Pembuatan:

  1. Rebus air sampai mendidih, masukkan bumbu halus, serai,  dan daun jeruk.
  2. Tambahkan cabai rawit utuh, gula, merica, garam, sambil dicicip rasanya hingga pas.
  3. Masukkan ikan.
  4. Setelah ikan matang, masukkan nanas dan tomat ceri.
  5. Hidangkan hangat bersama daun kemangi.
Pindang Patin Khas Palembang, kuahnya asam segar menghangatkan 💗

Demikanlah, ibu-ibu, semoga apa yang saya bagikan di sini mengenai si patin yang enak dan bergizi itu bisa berguna untuk para ibu semuanya 😘.

Buat yang punya batita seperti saya, resep-resep di atas bisa jadi pilihan. Anak saya juga sangat menyukai aneka olahan ikan patin seperti yang saya bagikan di atas. Nah, karena anak saya yang masih batita juga ikut makan, maka untuk menyiasatinya, jumlah pemberian asam saya kurangi dengan tidak menambahkan air jeruk/belimbing wuluh. Selain itu, pemberian rasa pedasnya juga saya hilangkan. Syukurlah, meski tanpa tambahan asam dan tanpa pedas sama sekali, namun aneka olahan ikan patin seperti di atas tetap bisa kami nikmati sekeluarga.

Happy weekend! God bless you all!

64 respons untuk ‘Cara Membersihkan Ikan Patin dan Aneka Resep Masakan Patin Yang Lezat!

Add yours

  1. akhirnyaaa, posting resep & tips soal si patin .. makasih ah, besok beneran mau nyoba bikin ..
    btw, umur boleh selisih 10 th, tp soal masak, dirikuh kalah jauhhh, hehehe..

  2. aku juga sama lis, kenal patin sejak hidup di sumatra ini..

    dan memang ikan patin di sini (lampung) lebih enak dan tidak bau tanah seperti yg pernah aku beli di djekerdah..

    Btw, kemaren aku bikin pindang serani juga tuh, tapi pake udang + nenas.. banyakin cabe nya… yuummm saddaaaap… 😉

    1. Memang daerah Lampung dan Palembang tuh sentra ikan patin nampaknya ya Put? Jenis masakannya pun mirip-mirip, etapi kayaknya Lampung deh yang suka niruin sini…hihihi…*piss Put 😀

  3. Ya ampunnn mba… Lengkap komplit tenan tips n resepnya…contek plek ahhhhh… Makasih bgt mama raja… Huwa teope mama raja nihhh, cantik pintar masak, kerja pula, keluarga harmonis…. Huaaa ikut seneng…

    1. Asiiikkk….ada yang muji!!! Hahahaha….

      Kalo disebut pinter sih mungkin belum, mbak, soalnya ne masih taraf belajar, tapi semoga someday mmg bisa jadi pinter masak beneran 🙂

    1. Memang tulang ikan tuh perlu banget dibersihin, mbak, soalnya ternyata banyak ‘amis’ yang sembunyi di situ 😀

  4. langsung copy –> paste –> print

    wuihh..aku juga suka ikan patin terutama dimasak pepes dan sop tapi ngga tau ternyata ada cara bersihinnya jg, jd selama ini aku cm bersihin kulitnya pake air mengalir doang hahahaha…

    besok pagi aku mau langsung praktek resepnya, yg mn duluan ya? eh pindang patin dl mungkin. Ntar kl ada pertanyaan di tengah jln gmn ya jeng? boleh telp ya ga?? xixixixi..(ngarep.com)

  5. haha samaaa aq jg baru kenal patin sejak di palembang
    & langsung suka
    eh eh tapi kan kalo beli ikan dipasar
    bukannya emang udah dibersihin sama mamang yang jualnya yakk??
    trus itu di resep patin kuah asang gak pake bawang putih ya lis?
    soalnya aq tiap masak pasti pake bawang putih

    1. Si mamang mah bersihinnya cuma sekedar aja, Dit, gak bersih2 banget, sisa darahnya masih banyak nempel dan gak mungkin sampe ke tulang-tulangnya dibersihin, jadinya aku bersihin lagi deh di rumah, hehehe…

      Gaaaakkkk…kuah asang gak pake bawang putih, say, bawang merah aja 🙂

  6. Hmmmmmmmmm akhirnya terjawa juga soal patin ini….resep nya cara ngebersihannya..wah lengkap…jadi pingin praktek..tapi disini yang susah cari ikan patinnya,…kalo ikan laut segar banyak..kebalikan dari palembang yah..
    ijin copas masuk archive saya yah mama raja…wah mantap nieh ..detai..kayaknya saya kurang lebih pernah bikin tapi pake bandeng..ikan bandeng itu…apanamanya nyak..asem asem yah….ingridient bumbunya kurang lebih sama tapi kalo saya ditambahin kemiri, terus disangrai dulu semua bumbunya…maklum pengetahuan masak memasak terbatas neh….masih harus banyak belajar..TFS mom…:)

    1. Ho oh, di sana kebalikan buanget sama di sini yang gak ada lautnya, hehehe…

      Kalo ikan kuah asang mah sebenarnya lebih enak sama ikan laut, mam, coba ikan kakap atau kerapu deh, pasti suedap!! 😉

  7. wah baru aja nyobain patin sungai bakar .. sepotong 30 rb *waaks.. langsung panik liat isi dompet* rasanya mantep.. makannya engap

  8. Mbak mau laporan nieh..hari sabtu dah dicoba resepnya..tapi pake ikan laut..ikan laut yang jenis dagingnya gempal..model model patin gitu juga tapi ikan laut..tapi asli saya lupa namanya kalo tak ikan talang ya ikan apa gitu lho..nanti sya tanya teman saya dulu…lupa namanya asli.heheh..makanya hari sabtu tuh copasan dari mom allisa berguna banget…ayahnya suka, kinan…hmmm karena agak susah namanya ikan laut jadi sedikit dipaksa tapi syukurlah mau juga…sayang tidak terphoto karena tak sempat..lain kali semoga bisa diabadikan hehehe..lebay yah..:)

    1. Waaahhh…udah dicoba ya mbak, syukurlah klo resepnya berguna. Buat anak-anak, ikan memang sangat bermanfaat, mbak, protein tinggi tapi gak bikin gemuk 😀

  9. Cyiiiinnn…ayam kaming!! Gileee, curi2 waktu neh secara kalo siang bawaannya dah ribet ajah. Sebagai sesama penggemar ikan patin toss dulu ah. Zahia & Ayahnya apalagi, demen pisan. Disono sekilo berapa harganya? disini 8 RM boo *inormasi kaga penting*

    Wokeh deh Lis, sekian dulu yee komennya. Mangap pendek, coz nulisnya sambil makan. Yup, selama bulan puasa, kalo malam gw usahain makan 2-3 x. Pas baru buka (magrib), jam 9 nan, jam 11 an. Coz kasian si Unyil sepanjang hari kan ikutan nahan laper & haus juga 🙂

    Btw kumaha renovnya? Dah kelar??

    1. Di sini patin sekilonya 17rebeng san, murahan sini dong pastinya, hihihihi…

      Iya san, walo puasa tetep hrs makan banyak, kecian si unyil di dalam kan pasti kelaperan juga setelah diajak puasa seharian 😀

  10. Wah, lama-lama bisa brubah jadi blog masak memasak kayak si Puti gak yak??? hehehehehehe….. Aku belum pernah loh makan ikan patin ini. Jadi penasaran juga rasanya kayak apa

    1. Aaahhh…ilmu masakku masih cetek dibanding Puti, No, jd gak mgkn blog ini jadi blog masak memasak 😀

  11. Ciee… akhirnya terjun ke dapur juga nih? i cant believe it, hehe… Hasil masakkannya keliahatan menggoda banget jeng. Kalo setiap hari masak, ntar aku dapat saingan baru dong :D. Thanks for sharing jeng, perlu dicatat neeh.

    1. Terjun ke dapurnya sih sudah lama bisa, jeng, tapi itu dia karena selama ini ada yang bantuin jadi gak tiap hari masaknya. Kalo sekarang sih mau gak mau tiap hari masak sendiri 🙂

  12. Wuuuaaaah…..pinter banget masaknya Mbak
    aku sama sekali gak bisa masak lhooo
    apalagi yang berbau ikan ikanan… pake acara membersihkan dulu itu lho yang gak bisa
    hehhehe

    Mama Raja is the best deh

    1. Tar juga kalo udah nikah mbak Elsa jadi pinter masak kok 😉

      Saua juga dulu jijikaaann banget sama ikan untuk urusan bersih2innya. Tapi sekarang ya mau gak mau, masak mau makan ikan yang gak bener2 bersih, jadi terpaksa deh menghilangkan rasa jijik. Dan ternyata, gak semenjijikkan bayangan saya selama ini kok mbak 😉

  13. waaaaah nampaknya lejaaaat sekali!!
    itu gambar terakhir, ikan yg kuahnya kuning, nenekku juga kadang bikin.
    tapi pake bandeng 😀

    aku suka sekali makan ikan (dan juga olahan ayam & daging sapi, roti, nasi , pasta, pizza, burger, mie, kwetiauw dan lain-lain, hahaha). tapi spesial untuk ikan, aku berani makan 3 potong ikan bandeng goreng utuh misalnya, soalnya menurut sugestiku: makan seafood banyak2 gak bikin gemuk. 😆

    asal nasi-nya tetep jangan banyak-banyak yaa… 😀

    1. Toss!! Kami juga penggemar ikan disini! 😉

      Iya, makan seafood banyak2 mmg gak bikin gendut. Asal hati-hati sama seafood macam udang dan kerang, soale itu kan kadar LDLnya tuinggi 😀

      aku suka sekali makan ikan (dan juga olahan ayam & daging sapi, roti, nasi , pasta, pizza, burger, mie, kwetiauw dan lain-lain, hahaha). -> Kalo ini sih memang bakat hobi makan 😆

  14. Ma2x raja thanks a lot infox. Kmrn suami minta dibikinin sop ikan patin,saya bingung liat diresep lain,masakan saya ga2l,g ada yg mw mkan coz masih bau tanah n amis akhirx saya cari2 di mbah google, ketemu,blog mba ada diurutan paling atas. Saya g mw nyerah bskx saya buat lg,sy pngen mengobati rasa rindu suami yg ngidam ikan patin,mklum dah lama dia g plg ke jambi. Stl mtang saya g bilang apa2,saya biarin dia menghampiri mkan. Misua g lngsung ambil piring tq dia incip dulu,krasa dildah g amis tp segar,akhrx dia ciduk nasi n sop ikan patinx dan hasilx ehm,nyam…nyam….enaakk…katax,senengx g diremehin lg dech ^_^

    1. Wah, saya juga ikut senang kalo apa yang dishare di sini bisa berguna buat yang lain. Selamat yaaaa sudah berhasil bikin suami senang 🙂

  15. Saya udah nyoba bikin kuah asang versi ka Allisa pake ikan kembung + oyong, enak n seger bgt… Suami saya yg pemakan ikan sejati 🙂 lahap sekali. Trus puding biskuitnya juga udah dicobain buat si dedek, sapa yg ga seneng liat anak makan sambil nyengir kegirangan disela2 suapannya…. ah emang resep ka Allis ini penuh cinta hahaha… Boleh donk bagi resep ayam kecap ama tekwan ka plisss…

    1. Syukurlah kalo cocok rasanya, aku senang juga 😀

      Resep yang lain, mudah2an masih sempat nulisnya yaa 🙂

  16. awal y asal ambl ikan yg udh d potoNg”
    pikr y ikaN toNgkok eh gag tw y iKan patin,, 😦 jd bngung mw d mask apha pas buka go0gle akhr y ad mbAk yg n0loNg,,,
    thx yaCh__ 🙂

  17. mbak Allisa, makasih ya untuk resep dan tips bersihin patinnya. aku udah praktek semalem dan alhamdulillah berhasil… maknyus enak tenan… hehe.. dan sukses menjadi lauk untuk sahur tadi pagi 🙂

Tinggalkan Balasan ke Mrs. Nuki Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑